Featured post

Monday, 11 January 2021

After One Year - My Life After I Quit (Part 6)

 Demi Masa.

Tahun 2020 itu adalah tahun tersingkat dalam hidup gue, gimana tiba2 sudah hari Senin, tiba2 sudah Jumat lagi dan begitu terus. Banyak yang udah terjadi, tapi karena tahun ini bisa dibilang ga normal, jadi kaya tiba2 sudah Desember aja, bahkan gue masih inget apa yang gue lakukan di malam tahun baru 2019 kemarin. 


Yang paling gue inget lagi adalah setahun yang lalu gue efektif melepaskan status gue sebagai karyawan bank yang merknya sudah melekat hampir 11 tahun lamanya. Yang lebih penting lagi meninggalkan status gue sebagai perempuan bekerja untuk menjadi ibu rumah tangga penuh waktu. Yah akhirnya gue mulai terbiasa dengan profesi baru gue. 

Tulisan-tulisan seri gue My Life After I Quit yang sampai 5 episode itu sebenarnya merupakan salah satu terapi gue dalam menghadapi perubahan status ini. Tapi gue memang perlu media untuk merekam apa yang terjadi selama satu tahun ini. Sebelum menulis ini, gue baca tulisan  pertama yang waktu itu cukup  heboh (in my version hehehe) karena gue ga nyangka ternyata banyak yang memberikan dukungan atas keputusan gue untuk berhenti bekerja pada waktu itu. 

Lalu apa yang terjadi satu tahun kemudian, untuk membuatnya lebih sederhana gue akan membaginya menjadi tiga fase:

Fase Pertama - Fase Penyangkalan

Atau bisa dibilang fase denial. Gue masih belum berasa apa2 karena masih di rumah aja kan? Satu bulan kemudian gue sempat ke Bandung menengok orang tua, sempat liburan sebentar kemudian pulang liburan gue langsung sakit. Mungkin hampir sekitar tiga bulan gue merasa badan gue ga fit. Pokoknya serba salah aja. Belum lagi tiba2 di Akhir Maret kita semua harus karantina, yang membuat beberapa rencana yang ingin gue lakukan setelah gue berhenti bekerja menjadi tertunda.  Mungkin yang bikin happy adalah gue jadi ga sendirian di rumah karena semua penghuni rumah berkegiatan di rumah. Tapi seperti lagu Raisa, gue terjebak nostalgia. Otak gue bilang kalau gue sedang cuti dan gue merasa tidak ada yang berubah. Karena sosmed gue masih dipenuhi teman-teman kantor. Dan celakanya gue baru sadar kalau selama ini gue telah mengabaikan teman2 yang lain sehingga gue seperti mendadak kesepian. Kemudian masuk bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Mungkin karena tidak banyak aktivitas juga yang bisa dilakukan membuat  gue merasa tidak ada yang berubah. Mungkin juga, perasaan itu merupakan bagian dari fase denial gue. Dan gue masih di fase yangmenyangkal kalau sekarang gue tidak punya pekerjaan. Untuk sedikit pengalihan akhirnya gue ikut satu workshop menulis selama sebulan yang untungnya seperti menyadarkan kembali kalau salah satu alasan gue resign adalah gue ingin bebas bisa menulis kapan saja.

Fase Kedua - Fase Penerimaan

Di empat bulan kedua, gue akhirnya bisa mulai bisa menerima status baru gue. Gue mulai terbiasa dengan menjawab pertanyaan orang yang gue jawab dengan, gue sekarang ibu rumah tangga yang penulis dan juga berjualan tas online. Sampai akhirnya gue harus kehilangan salah satu sahabat yang harus pindah ke kota lain. Gue merasa gue harus mulai memiliki aktivitas lain. Gue akhirnya mengambil sertifikası financial planner di UGM dan gue mulai menerima order membuat roti dan kue yang Awalnya cuma iseng2 saja. Ternyata kedua kesibukan baru itu bisa membuat gue lebih mudah untuk menerima diri gue sebagai manusia tanpa institusi. Gue akhirnya sibuk mempersiapkan status baru gue. Gue juga mulai bisa menerima kalau gue sekarang bisa menghitung berapa jumlah teman gue dan gue mulai membuka diri terhadap pertemanan baru lewat aktivitas yoga dan angklung yang rutin gue jalanin setiap minggunya.


Fase Ketiga - Fase Merelakan

Di empat bulan terakhir, akhirnya gue bisa merelakan masa lalu gue. Gue sudah enjoy dengan semua aktivitas baru gue. Gue sudah merelakan "teman-teman" gue untuk akhirnya menikmati waktu gue dengan lingkungan aktivitas baru gue. Dan gue bahagia dengan terbatasnya teman yang gue miliki sekarang. Gue bahagia dengan dukungan yang mereka berikan kepada apa yang gue kerjakan sekarang. Satu per satu gue mulai menyelesaikan apa yang sudah gue mulai, gue mencetak buku gue, akhirnya berhasil menyelesaikan sertifikasi finansial gue dan berusaha terus belajar untuk menyempurnakan skill baking gue. Dan gue sekarang bisa sharing literasi finansial melalui instagram satu minggu sekali.  Gue bahagia dengan apa yang bisa gue capai sejauh ini.


Kesimpulannya apa?

Tidak mudah melepaskan sesuatu yang sudah melekat selama bertahun-tahun. Menggantikan rutinitas yang sudah berulang selama bertahun-tahun. Nikmati saja prosesnya jangan berusaha terlalu keras, tapi Jangan juga terlalu terbuai dengan masa lalu.

Just let it go, let it flow and find the new you....



Cheers, Dhidie



No comments:

Post a Comment