Semoga Tuhan melindungi kamuSerta tercapai semua angan dan cita-citamuMudah-mudahan diberi umur panjangSehat selama-lamanya
Yah, kayanya emang paling seru kalau ulang tahun dinyanyiin lagunya Jamrud, dibandingkan nyanyi lagu Happy Birthday versi apapun. Kenapa yah? Yah, mungkin karena lagunya nyeleneh aja dan kita yang ulang tahun gak berasa kaya anak kecil yang lagi ulang tahun.
Empat Puluh Enam Tahun, wow, banyak juga yah umurnya. Hahahaha... Alhamdulillah gue bisa punya umur sebanyak itu. Padahal yang pengen gue inget2 adalah umur 35 tahun, umur yang menurut gue paling ideal, karena secara otak udah lebih dewasa dan secara fisik masih bolehlah. Secara finansial di umur 35 waktu itu yah cukuplah, karir lumayan, meskipun gaji gak gede2 amat, minimal udah jadi manager dan punya anak buah. Terus anak2 udah lumayan gede2 gak terlalu ribet ngurusinnya, udah tau maunya apa. Suami juga lagi sibuk2nya di kantor pokoknya produktif banget, business trip dari negara satu ke negara lainnya. Dan hampir setiap weekend kita ke mal karena selain nengokin ortu ke luar kota, kita gak tahu lagi mau spend weekend kemana? Gak pernah cemas sama masalah keuangan dan urusan bayaran sekolah deh. But itu dulu umur 35, terus apa kabar gue sebelas tahun kemudian?
Time Flies, kembali ke surat favorit gue dari zaman TK. Al Asr. Meskipun waktu TK gue suka surat ini karena pendek dan paling gampang dihafalkan. Dan waktu SD gue suka surat ini karena gampang juga menghafal artinya. Dan pas mulai dewasa, semakin dalam rasanya arti surat yang singkat ini. Memang karena waktu itu singkat, dan tidak perlu surat yang panjang untuk mengingatkan kita betapa cepatnya waktu akan berlalu dan pada akhirnya kita akan kembali dan kekal di tempat yang selayaknya untuk kita. Bergantung pada amalan kita.
Kembali ke topik ulang tahun, setelah sebelas tahun berlalu gue memang merasa menjadi pribadi yang jauh lebih baik yah tentu saja dalam versi gue. Yah, minimal gue sudah berhijab. Mungkin baru beberapa tahun terakhir ini setelah gue resign, gue jadi tidak terlalu materialistis yang mendefinisikan semuanya dengan uang. Gue juga jadi lebih peduli dengan manusia lain, dan gue menjadi lebih mau belajar tentang agama. Yah, mungkin karena gue punya waktu untuk itu. Atau mungkin juga karena ternyata hidup tidak seindah itu. Ketika biaya sekolah dan biaya hidup semakin meningkat dan tentu saja tidak sejalan dengan kenaikan upah. Dan keluarga kecil bahagia Insya Allah sejahtera kami juga akhirnya harus menyesuaikan diri menjadi keluarga dengan satu pintu rezeki, alias single income dari sebelumnya double income. But we learned a lot, actually. Gue akhirnya ngerasain juga jadi ibu2 yang mulai puter otak mengatur pengeluaran di 10 hari terakhir menjelang gajian suami... hahaha...
Gue sekarang menjadi orang benci keramaian dan lebih menyukai kesendirian. Gue merasa lebih nyaman di rumah dibandingkan berada sendirian di keramaian. Gue bukan lagi si penggagas acara, seksi sibuk di semua urusan per-meet-up-an. Lebih bisa memilih dan memilah mana yang penting atau benar2 penting.
But, that's life. Gue merasa lebih bijaksana aja sih sekarang. Yang bisa menertawakan segala hal yang mungkin kurang baik yang kami alami. Bahkan mungkin gue sudah menjadi pribadi yang bisa berpikir, bukan segala suatu ada hikmahnya, tapi berpikir bahwa yang kita pikir itu musibah jangan2 itu sebenarnya merupakan berkah dari Allah SWT. Yah, seperti salah satu ayat favorit gue lainnya," Karena sesungguhnya setelah kesukaran ada kemudahan"
Saat ini, gue adalah orang yang dengan santainya bisa berkata," Mungkin tiga tahun yang akan datang, kita akan menertawakan masalah yang kita hadapi hari ini "
Yah, who knows?
Cheers, Dhidie
No comments:
Post a Comment