Featured post

Wednesday, 22 May 2019

Exploring Jeju in a Day - Part 1

Akhirnya sudah sampai hari ketiga juga kita di Jeju. Hari ini kita dedikasikan buat mengeksplor Jeju dengan baik dan benar. Setelah kemarin sempet rada bete gara-gara ketinggalan bis city tour. Kali ini kita ikut one day tour untuk mengeksplorasi pantai bagian timur dari pulau Jeju. Let's hit it.

Seongeup Village

Jadi kita beli paketnya di Klook untuk Yeha Bus Tour East Course. Kalau lihat di Klook sekarang harganya sekitar IDR 1 jt-an, tapi itu sudah diskon dari sekitar IDR 1.2jt. Cukup mahal sih memang tapi yang penting kita tinggal duduk manis di dalam bis dan sudah mengeksplorasi pulau Jeju. Si paket east ini cuma ada di hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Apa aja sih yang kita dapat dari paket ini, pokoknya intinya kita bisa akan mempelajari Kebudayaan Jeju dan tempat-tempat yang diakui UNESCO sebagai tempat yang harus dilestarikan karena merupakan warisan dari leluhur pulau ini.

Cantik yah tour guide-nya ?
Kita harus berkumpul jam delapan pagi di Meeting Point yaitu di depan sebuah hotel yang tidak jauh dari hostel tempat kita menginap. Masih bisa jalan kakilah. Tapi karena hari ini kita harus check-out dan pindah ke hotel yang mendekati bandara buat berangkat ke Busan besok pagi, kita sudah beres-beres sejak malam. Pas pagi kita titip koper di hostel untuk kita ambil nanti malam pas kita balik dari tour. 

Kita berangkat dengan coach yang menjemput kita di lobby hotel. Cuma berlima, langsung menuju lokasi berupa ranch yang letaknya sudah di pinggir pulau ini. Langsung disambut oleh Tour Leader kita seorang mahasiswi Korea yang cantik dan sangat lancar bahasa Inggrisnya. By the way, jarang banget orang Korea yang bisa ngomong lancar bahasa Inggris :)


My first horseback riding experience
Kita langsung digiring masuk untuk dipakein topi cowboy dan rompi lalu langsung menunggu antrian berkuda. Jujur aja, ini pengalaman berkuda gue yang pertama. Agak ciut juga, karena gue kan penakut banget anaknya. Dari kecil ga pernah mau naik kuda karena gue selalu membayangkan hal-hal buruk duluan. Gimana kalau kudanya ngamuk, gimana kalau kudanya bawa lari gue, dan sebagainya dan sebagainya. Tapi karena sudah terlanjur yah apa boleh buat. Gue harus memberanikan diri gue. 

Ini sih benar-benar kaya naik kuda. Jangan membayangkan ada mas-mas yang akan menuntun kuda kita kaya di Cilaki Bandung. Pokoknya " Just do it yourself ". Kita ga boleh bawa apa-apa ke siu, termasuk kamera. Untungnya tour leader kita baik banget mau fotoin kita beberapa kali.

Dimulailah pengalaman berkuda gue yang pertama. Mas-masnya menggiring kuda-kuda dengan naik hoverboard. Terus kadang-kadang kuda-kuda kita disuruh lari sampai gue agak-agak lumayan ketakutan meskipun berusaha tetap tenang karena takut kuda gue panik. Kita kemudian foto di satu spot kita, lanjut sampai selesai. Dan ternyata gue suka. Gue merasa menang karena bisa melewati ketakutan gue. Terakhirnya, seperti biasa kita disuruh pilih foto, yang harganya lumayan mahal. Dan kita berempat memutuskan untuk cetak satu foto aja buat kenang-kenangan. 

Seongeup Folk Village

Lanjut perjalanan, menuju Seongeup Folk Village. Kali ini kita sudah naik bisa besar. Isinya cuma sekitar 20 orang, yang terbagi menjadi dua kelompok, kelompok berbahasa Mandarin dan berbahasa Inggris. Seongeup Folk Village ini adalah perkampungan asli penduduk Jeju yang memang direstorasi. Jadi di dalamnya ada rumah-rumah penduduk bahkan kantor pemerintah penduduk Jeju jaman dulu. Rumah-rumahnya terbuat dari batu dan sederhana banget. Ga kebayang dinginnya kaya apa kalau di musim dingin. Tempat ini pernah jadi lokasi shooting film Korea yang lumayang terkenal "Dae Jang Geum" yang gue juga belum tonton filmnya. Tapi ini yang menjual selama kita berada di Jeju. Lagi-lagi kita sibuk foto-foto, selain kita dapat pengetahuan baru kalau jaman dulu penduduk Jeju toiletnya ada di luar dan bersebelahan dengan kandang babi hitam. Penting banget yah.  Iya, mendingan ga usah dibayangin dan ga usah gue ceritain lebih detil. 




Gara-gara kebanyakan foto kita ditinggal bis :(

Hal yang ga terlupakan adalah karena sibuk foto-foto kita ditinggal sama rombongan. Ternyata desa ini meskipun kecil tapi berliku-liku dan kita sudah terlalu jauh masuk ke dalam dan pintu masuk dan pintu keluar itu letaknya berjauhan. Jadi kita terpaksa menyusuri kembali jalan kita masuk untuk kembali ke pintu masuk dan pasrah menunggu bus menjemput kita. Ga diomelin sih cuma ga enak hati aja, karena mereka kan punctual banget orangnya. Kita langsung bergabung dengan rombongan sudah berada di salah satu orang yang dituakan di Jeju. Dia menerangkan kalau jaman dulu di Jeju yang bekerja adalah kaum wanita, sementara kaum pria kerjanya hanya kumpul-kumpul dan minum. Jadi seorang ibu bisa mencari nafkah sambil mengasuh bayinya. Di tempat ini kita membeli krim yang terbuat minyak kuda yang katanya terkenal. Lagi-lagi kita beli satu pot saja untuk di-share berempat.. :) Minimalis ekonomis praktis. Sipp.. 



Serius dengerin kisah Jeju Island
Our Perfect Korean veggie Lunch


Agenda berikutnya adalah yang kita tunggu-tunggu karena memang kita sudah kelaparan banget akibat cuaca yang memang dingin banget. Kita menuju ke sebuah restoran yang gue lupa namanya. Sebenarnya di tour ini ada beberapa pilihan menu makan siang. Berhubung kita ikut yang East Course maka makan siang kita pilihannya cuma black pork BBQ yang merupakan makanan khas pulau ini atau vegetable meal set. Jadi tahu dong kita pilih apa ? :) Experience makan kaya di drama koreanya tuh dapet banget. Karena hidangannya tuh kaya ada kuah sayur gitu plus bimbimbab, side dish yang super banyak dan pajeon alias pancake daun bawang korea yang nikmat itu.

Puaassss.......


Cheers,
Dhidie
















No comments:

Post a Comment