Waktu jaman masih ngantor, ada masanya dimana gue males banget berangkat kerja. Apalagi hari Senin, kayanya Sabtu Minggu tuh gak cukup buat istirahat, ngosongin pikirin dan gak mikirin kerjaan. Makanya ada quotes "I love Monday" buat memotivasi si pekerja2 ini.
Tapi hal ini gak berlangsung terus menerus sih. Sampai akhirnya sampai di satu titik gue yang awalnya berpikir," it's only work not life.." mulai mengganti motto menjadi "It's my life..." setiap kali mau berangkat kerja, dan ternyata dengan mengganti sudut pandang tentang pekerjaan membuat gue jadi lebih ikhlas menjalaninya. Yah, mau gimana lagi kita tetap butuh uang untuk melanjutkan hidup dan mewujudkan mimpi2 kita kan.
Setelah hampir dua tahun jadi full time mom, gue tiba2 menemukan drakor ini, judulnya "I hate Going To Work" yang pas gue tonton lumayan mengobati rindu ngantor. Karena ceritanya berasa relate banget sama keseharian gue dulu sebagai pekerja slash mom slash housewife. Drakor tahun 2019 ini entah kenapa baru muncul di timeline per-drakor-an gue. Dari episode 1 sampai episode 12 isinya memang 'worklife' banget. Buat yang kaya gue, yang udah resign tapi rindu suasana ngantor, bisa ditonton nih. Dan setelah nonton ini ada bagian yang bikin kangen banget buat ngantor lagi tapi ada juga bagian yang bikin gue bersyukur karena udah gak harus ngejalanin hal itu lagi... Apakah itu ? hahaha... yang pasti diantaranya masa2 PFR alias performance review.
Mulai dari pemain utama dulu yah, Kim Dong Wan, jujur gue baru pertama kali nonton drama-nya dia, dan bagus sih aktingnya. Di sini dia jadi tipe karyawan yang cemerlang, karirnya melaju pesat dan di kepalanya cuma ada work work work aja. Tapi karena usianya masih muda dia masih punya empati sama team-nya plus punya strategi dalam berkarir. Ada yang punya tipe temen kantor kaya gini ga? Pemeran utama lainnya, Han Soo Yeon, pernah gue tonton di cheat on me if you can dan So Ju Yeon yang pernah main di Dr Romantic 2 dan Birthcare Center, dua-duanya emang keren sih aktingnya. Sementara tokoh lain ditampilkan berimbang di drakor ini.
Apa aja sih yang dibahas di drakor ini? Yang bikin gue berasa relate banget itu? Mulai dari episode satu sampai episode 12 yah...
Episode 1: Cable Covers Do Not Pass Through The Senior Manager's Seat
Bingung yah sama judulnya episode-nya. Intinya Boss selalu benar dan berhak mendapatkan privillige atas segalanya. Episode pertama ini lebih kaya pengenalan tokoh-tokoh secara keseluruhan sih, ada si boss yang pengen tempat duduknya bebas dari kabel biar bisa geser2 kursinya ke sana ke mari, ada manager yang bossy banget, ada yang kerjanya dimintain tolong sama senior2nya, ada pekerja wanita yang ibu rumah tangga dan kerepotan sama anak kembarnya, ada karyawan yang malas, ada wanita karir yang masih single. Seru kan? di otak gue langsung nyambungin siapa2 aja di kehidupan nyata yang kayanya relate sama tokoh2 itu. Terus gue siapa? udah pastilah gue karyawan yang ibu rumah tangga tapi yang tetep pengen punya karir dan berusaha punya mindset work life balance. Naif banget ya... hahahaha
Gue inget masa-masa gue awal jadi manager, sampai akhirnya terbiasa menjadi manager, emang ada masa dimana akhirnya gue merasa gue punya previllage untuk mendapatkan fasilitas ini dan itu karena gue udah kasih sebagian besar jatah waktu 24 jam gue ke kantor. Termasuk punya posisi duduk yang strategis di deket jendela... hahaha
Cerita episode ini sepenuhnya, tonton sendiri ya?
Episode 2: Am I an Old Fogey or a Senior?
Episode tentang perbedaan jadi sesepuh atau senior di kantor. Jadi emang bener sih ada perbedaan antara lo cuma sesepuh atau senior di kantor. Apa bedanya? Yah kalau elo cuma bisa nyuruh2 orang aja atau menasehati karena merasa elo lebih lama bekerja di kantor itu artinya elo adalah cuma sebatas sesepuh. Tapi, kalau elo bisa ngajarin, ngasih contoh bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan kepada team lo atau junior lo artinya elo memang senior dalam hal pekerjaan tersebut. Paham kan bedanya. Makanya jangan heran kalau ada orang-orang di kantor yang secara usia atau lama bekerja mungkin udah lama banget tapi kok karirnya gitu2 aja. Jangan bilang kalau dia tidak beruntung, tapi mungkin mereka yang memang tidak pernah berperilaku sebagai senior.
Episode 3: Your Paycheck is Compensation for The Weight of Trouble You Bear
Episode ini sebenarnya ngebahas tentang tugas2 yang kadang diberikan atasan kita yang tidak ada hubungannya dengan job decription kita. Pernah ngalamin enggak ? Gue dulu sering. Tapi sebenarnya sih gue gak ada masalah dengan itu, cuma kadang gue jadi kerepotan sendiri untuk ngebagi waktu dan prioritasin mana yang harus dikerjakan lebih dulu. Tapi itu awal2. Cuma lama kelamaan apapun yang gue kerjakan di kantor yah gue anggap itu jadi media gue belajar dan mengembangkan diri aja. Karena gue percaya bahwa gak pernah ada pekerjaan yang sia-sia. Dan memang terbukti, kalau kita berani ambil porsi lebih banyak dari yang seharusnya kita juga akan belajar lebih cepat dibanding yang lainnya. Meskipun ada hal yang harus dikorbankan tentunya. Kadang kaya gak bisa nafas, kadang harus pulang lebih malam juga. Bahkan kadang harus mengorbankan waktu weekend kita juga. Yah buat gue sih gak masalah selama
semuanya masih berhubungan sama pekerjaan. Dan nanti ujung2nya hasilnya bisa buat nambah2 nilai di performance review, yah gak? Kalau udah masalah personal dan gak ada hubungan sama pekerjaan sih kaya cuma kongkow2 makan malam atau karaoke, yah gue termasuk yang sering absen sih... :)
Episode 4: Butterfly Effect of Rumours
Udah bisa nebak kan episode ini tentang apa? Pergosipan di kantor. Dulu di kantor sampai ada jokes kalau jangan ngobrol sembarangan soalnya dindingnya punya telinga. Hahaha.... Terus kalau mau gosip mending di Starbucks aja, tapi lihat2 sekitar juga jangan sampai ada orang kantor apalagi boss kamu.
Ini sih bagian paling seru dari kantor sih. Sering ada gosip ini itu yang rasanya pengen diklarifikasi langsung sama yang bersangkutan. Bukan gosip macam2 sih, cuma kaya gosip, departemen mau dibubarin, reorganisasi, atau mau ada boss baru dan sebagai2nya. Bagus gak sih ngikutin gosip di kantor? Ada bagusnya ada enggaknya sih yah? Tapi gue sih termasuk orang yang gak suka denger2 atau sengaja mencari tahu gosip di kantor. Kecuali ada yang ngasih tau. Kadang2 malah karena gue ada di kantor pusat, ada aja yang nelepon dari cabang minta klarifikasi tentang satu kabar burung yang gue aja malah di kantor gak tahu apa2. Kalau buat gue sih buat apa kedistraksi sama hal2 yang belum tentu benar dan malan nurunin kinerja kita, toh kalau benar juga kita gak bisa berbuat apa2 juga. Jadi mendingan fokus sama apa yang bisa kita kendalikan aja. Yah, enggak?
Episode 5: There are No Superwomen
Episode paling seru nih dan berasa relate banget sama gue sebagai mantan pekerja cewek dengan dua anak. Yang harus juggling setiap harinya, meyakinkan kalau kehidupan di kantor dan di rumah berjalan sama baiknya. Dan bisa gak? Tentu tidak, ada yang harus kita korbanin meskipun kecil tapi ada pasti yang harus kita korbanin sebagai ibu bekerja. Pertanyaan yang paling gue ingat waktu interview dengan regional manager di pekerjaan serius pertama gue. Iya, sebelumnya gue kerja cuma main doang..hahhaha...
"Kamu yakin mau kerja dan ninggalin masa2 penting dari anak kamu?"
Di episode ini diceritain bagaimana seorang manager yang juga ibu dari anak kembar berusaha buat keep up dengan pekerjaan demi mempertahankan karirnya. Dan bagaimana dia dipandang sebelah mata sama atasannya karena dianggap tidak kompeten karena gak bisa full "mikirin" kerjaan. Memutuskan bekerja bukan hal yang gampang sih, apalagi kalau kita bekerja setelah punya anak. Ada bagian diri kita yang terpaksa harus "tega" sama anak karena urusan pekerjaan, di kantor pun gue gak ambisius mengejar karir dan lain2 lebih ke let it flow aja, paycheck to paycheck. Sampai akhirnya dikasih kepercayaan lebih yang memaksa gue harus menambah porsi perhatian gue di kantor. Kadang2 "hopeless" apalagi kalau anak sakit atau ada acara yang harus dihadiri di sekolah, atau kalau terpaksa harus pulang malam karena ada acara kantor yang ga bisa ditinggalin atau harus business trip keluar kota. Tapi yah, ketika gue berusaha menerima bahwa I have to make a living dengan justifikasi ini itu, gue akhirnya bisa menyesuaikan diri. Ada satu masa dimana akhirnya waktu memang lebih banyak dihabiskan di kantor. Meskipun dari awal gue gak pernah bercita2 untuk punya karir di kantor, tapi pada saat udah sampai di titik, terpaksa harus ada yang dikorbankan. Sebenarnya ini pilihan sih, pilih rumah atau kantor? Gue gak pernah percaya ada worklife balance. Karena lo tetap harus memilih. Dan kalau elo juga pretending buat jadi superwomen, yah akhirnya lo mungkin akan kehilangan sesuatu dan ujung2nya yang ada cuma penyesalan.
Episode 6: It's My First Time Being A Leader
Ini cerita tentang bagaimana menjadi leader. Gak salah sih kalau ada semboyan "Born to be a leader" karena memang gak semua orang punya leader material. Kadang orang yang sangat bagus performance-nya di kantor pun belum bisa menjadi leader. karena justru biasanya orang2 seperti punya ambisi dan ego yang sangat tinggi. Kalau dia terlalu selfcentered bagaimana bisa dia mikirin orang lain alias mengelola teamnya dengan benar kan ? Mungkin bisa aja sih tapi biasanya adaptasi akan menjadi jauh lebih lama sampai dia menjadi leader yang sebenarnya. Memang kerasa banget bebannya ketika tadi lo bersolo karir cuma mikirin diri sendiri, tiba2 lo kaya punya beban dan banyak orang yang bergantung sama. Yang dulunya cuma bertanggung-jawab sama apa yang lo kerjakan, jadi harus bertanggung-jawab sama apa yang diperbuat sama orang lain alias team member lo. Jadi dipikir jadi boss itu enak, susah tau... hahaha...
Karena tiba2 hidup lo bukan milik lo lagi tapi milik orang2 yang berada di team lo. Dan banyak banget toleransi yang harus lo kasih plus harus belajar buat tega juga demi hajat hidup orang banyak. Ada yang pernah bilang kalau jadi leader itu harus "tega" dan "tegas" ada benarnya juga sih.... Terus harus gimana dong? yah semuanya juga berproses yang penting inget untuk jadi "leader" artinya pemimpin dan bukan jadi "boss" yang bisanya cuma nyuruh2 doang...
Gitu deh nostalgia masa2 kerja... masih ada 6 episode lagi...Bahas di tulisan Part-2 nya aja yah... Jadi kangen kerja....
Cheers, Dhidie
No comments:
Post a Comment