Siapa yang akhir-akhir ini sudah dapat reminder dari sekolah atau kampus untuk melakukan pembayaran uang sekolah? Atau yang sedang bersiap anak-anaknya masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi?
"Wah, tahun depan anak gue udah SMA"
"Gak kerasa yah udah mau SMP lagi"
"Time Flies, kaya baru kemarin nganterin sampai gerbang sekolah Taman Kanak-Kanak, sekarang sudah mau kuliah aja.."
“Alhamdulillah, dananya kan sudah ada, tinggal transfer aja. Beres”
Dan bukan yang berpikir,
“Waduh, gimana nih, pos pengeluaran mana yang harus dikurangi? Deposito mana yang harus dicairkan?”
Berdasarkan pooling teman-teman gue di Instagram sih, sebagian besar sudah punya Dana Pendidikan untuk anaknya. Alhamdulillah.
Sebelumnya pasti ada dari salah satu pertanyaan ini yang terlintas ketika kita hendak memilih sekolah untuk sang anak, seperti:
1. Bagaimana cara memilih sekolah buat anak? Apakah mengandalkan referensi dari orang lain atau memilih berdasarkan lokasi?
2. Pilih sekolah negeri/swasta/internasional?
3. Pilih sekolah berdasarkan biaya/kemampuan finansial atau yang penting sekolah yang terbaik aja untuk anak?
4. Untuk pembayaran SPP memilih secara bulanan/tahunan?
Kemudian tipe seperti apa kamu dalam menyikapi dana pendidikan anak?
5. Apakah kamu termasuk yang mempersiapkan dana pendidikan anak atau type yang injury time?
6. Dana pendidikan biasanya dalam bentuk apa? Tabungan, deposito atau asuransi?
7. Sejak kapan kamu sudah mulai mempersiapkan dana pendidikan?
8. Ini sih jangan sampai kejadian, tapi pernahkah sampai berhutang karena harus bayar sekolah anak?
2. Lakukan Riset Mengenai perkiraan biaya?
Ketika kita menikah, pasti yang ada di pikiran kita adalah pengin segera punya anak. Setuju tidak? Karena katanya, banyak anak banyak rejeki… gak sih, sebenernya bukan itu. Tapi sesuai dengan tahapan kehidupan manusia pada umumnya aja, yaitu: lajang kemudian menikah dan punya anak.
Biasanya sih kita gak sadar tahu2 anak kita sudah mau masuk PAUD aja. Gak lama TK, SD, dan seterusnya dan seterusnya. Belum lagi kalau anaknya lebih dari satu. Nah dimulailah babak perjalanan finansial untuk dana pedidikan anak.
Kenapa sih dana pendidikan harus direncanakan? Karena yang direncanakan pasti hasilnya akan lebih baik dibandingkan sesuatu yang tidak berencana.
Sebenarnya bagaimana merencanakan anggaran pendidikan anak?
1. Menentukan sekolah yang diinginkan
Sebenarnya memilih sekolah yang diinginkan yah sesuai preferensi saja sih. Ada yang memilih ke sekolah negeri atau swasta atau sekolah internasional. Untuk sekarang ini homeschooling juga sudah banyak menjadi alternatif. Pilih sekolah sesuai pertimbangan pribadi, misalnya:
a. Tidak perlu masuk PAUD karena di rumahpun anaknya sudah aktif dan bisa bersosialisas
b. Lebih suka masuk ke sekolah yang homogen Misalnya Berbasis agama atau gender, atau malah lebih suka masuk ke sekolah multicultural supaya anaknya lebih open minded terhadap perbedaan.
c. Sekolah negeri aja soalnya gratis dan nantinya juga maunya kuliah di universitas negeri kok.
d. Harus yang bilingual biar ga perlu kursus bahasa lagi
e. Harus punya fasilitas olahraga yang baik karena anaknya suka olah raga banget
f. Harus banyak ekskulnya supaya kegiatannya ga cuma belajar doang
g. Lebih suka sekolah deket rumah aja supaya waktu anak gak habis di jalan dan masih punya kegiatan lain di luar sekolah
Kalau sudah tahu opsi sekolah yang dituju baru buat riset sederhana tentang perkiraan biaya. Biasanya biaya sekolah itu mencakup: uang pangkal, uang bulanan/SPP, seragam, buku. Jangan lupa juga kalau ada uang ekskul, uang transportasi dan uang makan. Beberapa ada yang harus menganggarkan uang sosial juga.
a. Sekolah ini murah dan bagus, tapi kok jauh banget, ongkos transportasinya pasti lebih mahal, belum lagi si anak harus makan di luar sampai dua kali dalam sehari.
b. Sekolah ini deket rumah, tapi sedikit mahal, cuma fasiltasnya dan ekskulnya bagus banget, Sehingga anak bisa punya banyak waktu untuk ikut kegiatan lainnya.
Supaya lebih akurat, Jangan lupa update aja ke pihak sekolah mengenai biaya terkini. Biasanya beberapa sekolah juga mengadakan kegiatan open house sebelum tahun ajaran dimulai.
Supaya lebih akurat, Jangan lupa update aja ke pihak sekolah mengenai biaya terkini. Biasanya beberapa sekolah juga mengadakan kegiatan open house sebelum tahun ajaran dimulai.
3. Evaluasi Keuangan
Tahap yang penting nih, evaluasi keuangan kita. Berapa pendapatan bulanan kita, berapa uang yang harus disisihkan dari pendapatan tersebut untuk dana pendidikan. Pastikan porsinya sesuai dengan kondisi finansial dan Jangan sampai mengganggu pengeluaran pokok lainnya, seperti cicilan KPR, sewa rumah, dana darurat, dan sebagainya.
Tahap yang penting nih, evaluasi keuangan kita. Berapa pendapatan bulanan kita, berapa uang yang harus disisihkan dari pendapatan tersebut untuk dana pendidikan. Pastikan porsinya sesuai dengan kondisi finansial dan Jangan sampai mengganggu pengeluaran pokok lainnya, seperti cicilan KPR, sewa rumah, dana darurat, dan sebagainya.
4. Pilih wadah menabung yang tepat, asuransi/tabungan pendidikan?
Kalau sudah melakukan evaluasi keuangan, baru deh kita pilih wadah untuk memulai education plan itu. Pasti akan ada pertanyaan lebih baik asuransi atau tabungan pendidikan yah? Dua hal ini mungkin memiliki tujuan akhir yang sama untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tapi sebenarnya ini adalah dua hal yang berbeda.
- Tabungan pendidikan merupakan tabungan berjangka yang dikelola oleh bank, jadi setiap bulan dana kita akan didebet untuk masuk ke tabungan ini. Jangka waktunya bisa menyesuaikan dengan kapan si anak membutuhkan dana pendidikan itu, misalnya: sebelum masuk TK, sebelum masuk SD, dst. Kita bisa membuat tabungan paralel untuk mempersiapkan dana masing-masing anak. Biasanya imbal hasilnya dia atas tabungan biasa dan dilindungi juga oleh LPS.
- Asuransi pendidikan, merupakan gabungan dari asuransi jiwa berjangka dan tabungan. Setoran dana setiap bulan/premi akan menjadi jaminan biaya pendidikan anak. Hal yang paling membedakan adalah apabila terjadi sesuatu dengan orang tua, pendidikan anak tetap terjamin karena uang pertanggungan biasanya disesuaikan dengan besar biaya kebutuhan pendidikan anak.
Sekarang investasi juga menjadi alternatif yang menarik untuk dana pendidikan anak. Apa aja sih jenis investasi yang biasanya digunakan untuk dana pendidikan anak? Logam mulia, obligasi pemerintah atau produk reksadana.
Misalnya, dana yang dibutuhkan sang anak untuk masuk ke SMP idaman tahun ini adalah sebesar Rp. 30 Juta. Saat ini sang anak masih duduk di kelas 3 bangku Sekolah Dasar, artinya sebagai orang tua masih memiliki waktu 3 tahun lagi untuk mempersiapkan dana masuk sekolah SMP.
Maka perhitungannya menjadi:
Waktu tersisa atau N: 3 tahun
Inflasi diperkirakan 12%
Maka dana masuk SMP, 3 tahun lagi atau FV adalah sebesar Rp. 42.148 Juta
Apabila Asumsi Imbal hasil dari ReksaDana pendapatan tetap adalah sebesar 8%, maka dana yang harus diinvestasikan saat ini untuk mencapai Nilai dana masuk tiga tahun lagi adalah sebesar IDR 33,458 Juta
Jadi kesimpulannya apa, kak? :)
Apabila Asumsi Imbal hasil dari ReksaDana pendapatan tetap adalah sebesar 8%, maka dana yang harus diinvestasikan saat ini untuk mencapai Nilai dana masuk tiga tahun lagi adalah sebesar IDR 33,458 Juta
Jadi kesimpulannya apa, kak? :)
1. kapan harus mulai bikin tabungan pendidikan? Sedini mungkin
2. Berapa besar dana yang harus disiapkan? Minimal total uang pangkal &/ Uang tahunan (PAUD-SMA), Uang Pangkal+UKT/BKT+LivingCost (Kuliah)
3. Jangan lupa juga untuk menyisihkan biaya2 lain di dalam pos pengeluaran bulanan, transportasi, makan siang, uang sosial, uang tugas2, ekskul.
Lainnya yang harus diingat adalah, perencanaan finansial adalah sesuatu yang personal, tidak akan sama untuk setiap keluarga. Jadi kita sendiri yang lebih mengerti perencanaan finansial yang seperti apa yang sesuai dengan kondisi kita.
Setuju?
Cheers,
Indri Dewi Indriani, SE Ak, CFP.
No comments:
Post a Comment