Generasi sekarang, yah mungkin milenial akhir dan generasi z kayanya sibuk banget sama apa yang namanya quarter life crisis. Kalau gue sebenarnya udah cukup lama familiar, sebagai pembaca majalah impor jaman dulu. Tapi gue gak terlalu terpengaruh sih sama sih quarter life crisis ini, kenapa?
A quarter-life crisis is a period in a young adult's life that typically happens between one's mid-twenties and early thirties.
Itu definis yang gue temukan di Google. Intinya rasa tidak nyaman di periode umur pertengahan dua puluhan dan di awal tiga puluhan. Kenapa gak nyaman? Sebenarnya mungkin ketidaknyamanannya lebih berasal dari kecemasan atau kekhawatiran yang berasal dari kesadaran bahwa umur semakin bertambah tapi kok hidup kaya gini-gini aja.
Biasanya emang sih, kita kan lulus kuliah rata-rata di umur 21 atau 22 tahun, berarti di periode waktu "quarter life crisis" ini kalau kita memang langsung bekerja kita sudah bekerja sekitar tiga tahun dan berarti kita sudah lulus sekitar tiga tahunan juga. Apa sih yang diharapkan masyarakat ketika kita sudah lulus dan punya pekerjaan, tentu saja menikah. Nah biasanya hal itu yang menjadi kecemasan yang paling sering terjadi di periode waktu tersebut. Apalagi melihat banyak teman yang sudah menikah, bahkan sudah memiliki anak, makin-makin deh rasa cemas itu muncul.
Kecemasan lainnya biasanya berasal dari pekerjaan. Setelah tiga tahun lebih bekerja, kok masih ngerasa pekerjaan yang dilakukan gak sreg sama passion. Kok kayanya karir gini2 aja kaya jalan di tempat. Belum lagi ngebandingin sama temen2 lain yang kayanya work hard and got paid hard juga sehingga bisa play harder. Makin-makin deh kecemasan di periode usia ini muncul.
Terus gue pernah ngalamin gak? Jujur aja, meskipun dulu gue sering baca artikel tentang hal ini. tapi gue gak pernah ngalamin hal ini. Kenapa? karena gue nikah di usia yang mungkin belum mencapai usia dua lima. Jadi ada untungnya juga kan nikah cepat? Hehehe... Di saat orang lain cemas tentang karirnya gue lagi sibuk ngurusin anak jadi gue ngejalanin aja pekerjaan yang waktu itu lagi gue jalanin. Gitu deh...
Dan pas udah ngelewatin masa-masa itu, sebenarnya gak ada yang perlu ditakutkan dari periode umur itu. Karena semakin belajar tentang kehidupan (eits sedaaapp...) semakin gue tahu kalau semuanya sudah ada jalannya masing-masing. Setiap orang sudah punya jalan hidupnya sendiri-sendiri, sudah ada juga rezekinya sendiri-sendiri. Kalau mau klise sih, yah rezeki gak akan ketukar. Cuma yah, jangan jadi gak usaha juga sih dan terlalu berserah diri sama takdir.
Intinya sih, jangan banding2in apa yang kita punya, apa yang kita lalui sama orang lain. Kita boleh aja lulus dari kampus yang sama, atau bekerja di perusahaan yang sama, tapi tetap aja "path" setiap orang akan berbeda. Dan ingat, setiap orang punya "struggle"nya masing2. Gitu deh...
Jadi, sebenarnya quarter life itu ada gak? Yah mungkin ada, tapi jangan jadi penghambat untuk meneruskan hidup..
Cheers, Dhidie
No comments:
Post a Comment