Featured post

Thursday, 8 September 2022

Main Angklung di Musium Nasional

Dulu sih namanya Musium Gajah, karena ada patung gajah di depannya. Tapi sekarang namanya menjadi Musium Nasional atau National Museum. Gimana sih rasanya main angklung di Musium? 



Seperti biasa bersama YKAI kita diajak buat manggung angklung. Kali ini di acara "Aku dan Kain" yaitu  serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan warisan nusantara. Dengan tema kali ini kain tenun NTT atau Nusa Tenggara Timur.

Dan rasanya kaya mau piknik ke musium beneran. Mungkin karena gue suka musium, dan ini main angklung di dalam musium. Dua hal yang gue gak pernah sangka ternyata bisa dilakukan berbarengan. Tapi yah memang gak sempet buat lihat2 musium dan pameran kain-nya sih. Setidaknya feel-nya beda aja. 

Kita naik bis besar ke musium, memang harus berangkat lebih cepat karena meskipun enggak sejauh waktu manggung di kota tua, tapi yah cukup jauh juga kalau dari Lebak Bulus. Seru sih, berasa piknik lagi kaya di Jogja. Tapi yah ini cuma lurus aja dari lebak bulus ke arah Jl Merdeka Selatan. 

Pas turun, langsung excited banget karena berada di Museum. Kita langsung masuk menuju venue, meskipun pengen juga sih belok2 liat musium, tapi mungkin gak hari inilah yah. Kita langsung duduk manis bersiap2 kalau dipanggil. Meskipun yah lagi2 gak bertahan lama, karena gatel pengen foto di sana sini di Musium yang bangunannya cantik ini. Gimana gak cantik, bangunan ini didirikan sejak tahun 1778, bangunan ini awalnya merupakan pusat kebudayaan Batavia. Yah, pantes cantik dan megah. Dan salut sama Pemerintah yang berhasil merawat musium ini sehingga tampak cantik dengan beberapa sentuhan modern. 

Siap2 manggung

Let's Hit it, Ladies.

Foto bareng Desainer Oscar Lawalata


Dan akhirnya, sampailah waktunya manggung. Panggungnya gak terlalu besar sih. Tapi yah, karena udah terbiasa menyesuaikan diri dengan kondisi panggung yang seperti apapun, coba beradaptasi aja. Yang agak mengganggu adalah di depan gue ada hiasan kain yang diletakkan di depan panggung yang bikin gue harus agak geser2 supaya tetap bisa melihat tangan instruktur dengan jelas. 

Alhamdulillah semua lagu bisa kita mainkan dengan lancar. Seperti biasa kita buka dengan lagu Tanah Airku, selain itu kita bawain juga satu lagu dari NTT dan medley lagu2 daerah. Gue sih ngerasa cukup puas, apalagi ditonton sama Pak Menteri dan istri, serta beberapa tokoh NTT dan seorang desainer terkenal. Happy lah pokoknya. 

Foto di depan the iconic "Pusaran Air"


Pas sudah selesai, kita gak sempet ke pameran "Aku dan Kain" karena sudah tutup. Tapi gak apa2 gue berjanji untuk kembali lagi ke sini di lain hari. Sebelum pulang, sambil menunggu bis datang kita sempet foto2 dulu di depan karyanya Nyoman Nuarta yang keren banget. Setelah gue browsing ternyata judulnya "Pusaran Air". Dan itu benar2 breath taking banget kaya pengen berlama-lama ngeliatin patung yang terbuat dari perunggu itu. Samalah kaya kita pengen berlama2 ngeliatin patung karyanya di GWK Bali. 

Alhamdulillah, selalu ada yang baru setiap kali performance angklung. 






Cheers, Dhidie

 

No comments:

Post a Comment