Featured post

Saturday, 22 September 2018

MY SOCMED DETOX EXPERIENCE



Finally, seven days without social media. 

Sebenarnya background gue melakukan ini adalah karena gue mulai merasa bosan aja sama kehidupan virtual gue. Ada satu event dimana gue ketemu sama teman2 yang biasanya cuma gue lihat secara virtual aja di account instagram gue dan pas ketemu mereka gue yang kaya cuma say "Hi" aja. Karena gue merasa sudah cukup sok tau dengan apa yang terjadi di kehidupan mereka berdasarkan pengamatan gue di instagram. Tapi kemudian hal yang berbeda terjadi pas gue ketemu sama temen yang jarang gue lihat postingannya di media sosial,  gue malah ngerasa excited banget dan ngobrol panjang lebar nanyain kabarnya, bahkan kabar anak-anaknya. Dan kita saling meng-update kehidupan masing-masing. It feels so real.

Dan akhirnya dengan segala kejenuhan gue terhadap semua sosial media yang gue punya,  for your info gue bahkan punya 5 account instagram, meskipun cuma 2 yang cukup aktif. Gue merasa bosan dengan hiruk pikuk informasi yang tanpa sadar gue masukan secara paksa ke dalam otak gue dengan melihat timeline setiap orang yang gue follow,  gue juga merasa terganggu dengan kebiasaan gue yang seperti mempunyai kewajiban untuk mengecek account instagram gue secara berkala ( I can post something while driving...),  Belum lagi kecanduan untuk memposting seluruh kegiatan gue hari itu di instastory yang kemudian berlanjut dengan melihat seluruh instastory teman-teman yang ada di timeline. Ditambah lagi kelelahan karena harus melakukan sesuatu yang sedang hits karena merasa harus kekinian, memesan makanan yang kira-kira terlihat cantik untuk difoto padahal rasanya gue belum tentu suka atau yang paling parah gue merasa harus memposting sesuatu setiap 2 hari sekali dan menganggapnya sebagai obligasi. 

Padahal siapa yang peduli ? Who cares anyway ?

Namun untungnya gue belum sampai di tahap yang kecanduan dengan akun-akun gosip, atau mem-posting sesuatu yang sebenarnya tidak gue lakukan (semacam pembohongan publik menurut gue.. hahaha) atau melakukan beautifying terhadap muka gue dengan melakukan editan sedemikian rupa supaya gue terlihat agak mendingan (kecuali menerangkan dan menggelapkan foto dan taking selfie dengan menggunakan aplikasi camera 360, it's different, you know? :) ) ...

I really think I'm going to be insane. 

Then somebody show me this video on you tube. How social media has consumed his time. How he finally realise that he spent almost 5 hours a day on his social media, what such a waste of time. Time that supposedly can be used to achieve his education goals or something that more meaningful for his future.

I felt like somebody has slapped on my face, " Where have you been ?" and I decided that I have to change my habit and doing this socmed detox. At least for a week. 


Awalnya yah berat banget, perasaan yang sama seperti kalau kita mau memulai diet. Bisa ga gue melakukan hal ini. Antara yakin dan ga yakin. But I have to try. Ini yang gue alami selama 7 hari.

Hari pertama, awalnya gue ga mau posting sesuatu. Tapi demi menguatkan hati, gue akhirnya cuma menulis di instastory seperti mengumumkan bahwa gue akan melakukan #socmeddetox. Then i logged-off from all my instagram account.

Di mobil kalau macet, gue punya kebiasaan untuk browsing instagram. Gue akhirnya fokus mendengarkan lagu di radio, kemudian berganti ke spotify sampai akhirnya gue pasang playlist youtube gue. It works, i arrived safely at office. Gue bisa bekerja dengan tenang hari itu, pekerjaan terasa lebih cepat selesai dari biasanya. Gue memang tidak meng-unistall aplikasi instagram gue jadi sempat beberapa kali tanpa gue sadar gue membuka aplikasi untuk kemudian segera gue tutup lagi. 

Cuma pada saat jam istirahat, gue seperti yang bingung harus melakukan apa setelah makan siang gue selesai dan jam istirahat gue masih panjang, akhirnya gue lewatkan dengan main games di ponsel. 

Hal yang paling gue rasakan di hari pertama ini adalah seperti ada yang hilang. Kehilangan informasi tentang teman-teman yang biasa gue lihat di timeline, padahal sebenarnya itu baik supaya kita bisa lebih kangen kalau ketemu. Tapi gue merasa lebih produktif, lebih fokus dan lebih melakukan banyak "real conversation" dengan orang-orang di sekitar gue.

Hari kedua gue mulai terbiasa. Ternyata gue sebenarnya ga candu-candu amat sama si instagram ini. Tapi pas teman gue nunjukin satu postingan di account-nya dia, kebetulan ini memang account yang sama-sama kita follow karena lucu banget. Gue tetap minta dia kirimin screen shotnya via whatsapp.

Hari ketiga, gue cheating sedikit. Gue hari itu terpaksa harus masuk ke account ig gue demi mendapatkan tambahan diskon 10% dari satu toko sepatu... hahaha. Karena syaratnya harus follow account si toko sepatu itu. Akhirnya dengan berat hati gue masuk account IG gue, follow si toko sepatu kemudian langsung keluar lagi. I feel really bad. 

Hari keempat dan selanjutnya gue sudah merasa tidak peduli terhadap account instagram gue. Gue dengan bangga bisa bilang ke orang kalau gue sedang melakukan detoks media sosial. 

Gue merasa lebih tenang, menjadi lebih peduli terhadap lingkungan di sekitar gue dan menjadi lebih fokus dalam melakukan sesuatu. Gue berhenti mengambil foto setiap makanan yang gue pesan atau setiap kopi yang gue minum. Gue melakukan sesuatu yang gue suka bukan melakukan sesuatu yang harus gue lakukan demi konten timeline instagram gue. Gue juga merasa tidak kepenuhan informasi di otak gue sehingga gue bisa menghemat kapasitas otak gue untuk lebih memikirkan hal-hal yang lebih esensial dalam hidup ini. 

Gue menulis ini bukan berarti gue sekarang menjadi orang anti-socmed. Hanya sekarang, gue akan mempergunakan social media yang gue punya dengan lebih bijaksana. Biar bagaimanapun social media ini berperan banyak dalam personal branding gue sebagai penulis, sebagai ajang promo novel gue ataupun workshop nulls yang gue bikin. Sebagai inspirasi cerita-cerita gue dan sebagai tempat gue berlatih menulis ataupun untuk sekedar berpuisi. Cuma gue ga pengin menggunakannya untuk ajang pamer maupun eksploitasi kehidupan pribadi. Terlebih lagi kalau sampai waktu gue yang berharga bisa hilang begitu aja padahal bisa digunakan untuk hal yang jauh lebih produktif. 

So, let's be wise in using social media. 
Percaya deh, lebih enak ngobrol ngalor ngidul di warung kopi dibanding kasih komentar di  media sosial. And don't expose your life, cause being mysterious is awesome... :)



Cheers,
Dhidie

No comments:

Post a Comment