Featured post

Thursday, 12 August 2021

My Socmed Detox Experience - Part 2

 Waktu tahun 2018 gue pernah melakukan detoks sosial media. Waktu itu gue bener2 ga terhubung sama instagram dan faceboook, dua account yang gue bener2 ga bisa abaikan pada saat itu. Pada waktu itu gue merasa kaya gue ga bisa berhenti aja untuk mengeksplorasi kedua sosial media itu dan gue merasa gue ada di titik kecanduan. Kalau di tahun 2018 gue melakukannya selama satu minggu, di tahun 2021 ini gue melakukannya selama 5 hari aja. Tulisan gue di tahun 2018 itu bisa dibaca di sini https://mytravelogid.blogspot.com/2018/09/my-socmed-detox-experience.html

Lalu untuk tahun 2021 ini apa motivasi gue buat melakukan detoks? Sebenarnya gue rasa semua orang juga merasakan apa yang gue rasakan. Di tahun ini, pandemi yang kita harapkan sudah usai malah menambah variannya. Kita terpaksa harus terkurung lagi ditambah dengan PPKM yang terus menerus direview dan diperpanjang. Seperti masuk ke dalam suatu terowongan yang kita tidak tahu dimana terowongan ini akan berakhir. 

Akhirnya apa yang dilakukan di rumah selain menonton drakor. Tentu saja browsing media sosial menjadi alternatif hiburan. Jujurnya karena gue sudah bosan memantau berita2 angka pertumbuhan Covid yang waktu tahun 2020 masih rajin gue ikuti. Akhirnya gue rajin buka instagram, facebook atau group Whatsapp. Dan ketika memasuki masa dimana berita duka bukan tentang orang yang gue tidak kenal, tapi juga berasal dari orang yang gue kenal dan lingkungan terdekat gue, gue merasa overwhelmed dengan semua berita itu.

Rasanya setiap kali membuka Facebook ada aja berita duka, belum melihat instastory teman2 yang kehilangan orang2 tersayangnya atau harus berjuang melawan virus. Di group Whatsapp kabar yang muncul hampir semua berita duka cita. Dan gue merasa akhirnya terlalu terpengaruh sehingga yang ada di pikiran gue adalah "giliran gue kapan?"

Karena gue merasa berita2 tersebut sudah terlalu mempengaruhi pikiran gue, akhirnya gue memutuskan untuk menghilang sementara dari jagad virtual. Selama lima hari gue tidak membuka instagram, facebook maupun whatsapp gue. Yah, kali ini gue tidak membuka whatsapp juga sama sekali, karena selain gue udah ga ngantor, kalau memang penting pasti orang yang perlu akan menelpon minimal miss call di ponsel gue. Dan gue juga sedikit merelakan kalau gue harus kehilangan order kue karena ga baca whatsapp.

Apa yang gue lakukan dengan ponsel gue? Gue tetap membuat video dan mengambil gambar masakan2 dan kue2 yang gue buat tapi bedanya tidak ada yang gue share di media sosial. Gue sengaja memilih waktu menjelang weekend dimana gue tidak perlu ketinggalan informasi dari group sekolah anak gue. Ponsel benar2 hanya digunakan untuk nonton Youtube dan mendengarkan musik. 

Lalu apa yang terjadi? Bagaimana efeknya setelah itu? Apakah ada yang berbeda? Tentu saja. Gue jauh merasa lebih tenang. Gue merasa lebih fokus dalam melakukan sesuatu. Gue tidak merasakan khawatir yang berlebihan. Gue tidak merasakan kesedihan yang berlebihan juga yang membuat gue merasa tidak bersemangat melakukan sesuatu. Gue merasa lega. 

Akhirnya ketika gue mulai mengakses medsos gue lagi, gue merasa tidak setergantung itu lagi dengan medsos. Gue membatasi jam2 dimana gue memang harus membuka medsos karena gue masih perlu itu untuk marketing dan untuk IG live finansial mingguan gue tapi yah cuma sebatas itu aja.

Bukan berarti ini gue tidak peduli dengan kesedihan dan kesusahan orang lain. Tapi kalau versi gue, too much information can kill you. Dan gue cuma ingin menjaga kewarasan gue aja. Ada waktu2 dimana gue tetap merespon chatting dan kasih komentar2 di ig story temen2 gue. Yah cuma gue membatasi aja berapa lama gue akan berinteraksi setiap harinya dan gue bisa mengalihkan fokus gue ke hal lain. 

Stay safe, stay happy and healthy. Doa yang sama, semoga pandemi ini segera berlalu...


Cheers, Dhidie




No comments:

Post a Comment