Panik ? Kaget ? Takut ?
Ketika tiba-tiba harus membatasi kegiatan bersosialisasi alias social distancing.
Sekuat apa kita ?
Pada hari Minggu tanggal 15 Maret 2020, demi mengatisipasi penularan wabah virus Covid-19 yang merupakan pandemi di hampir seluruh negara di dunia, Pak Jokowi menghimbau untuk memulai mengurangi aktivitas di luar rumah. Ajakan untuk belajar, bekerja dari rumah dan beribadah di rumah saja, adalah tindakan awal yang saat ini dapat dilakukan serentak untuk menghambat penyebaran virus.
Mulai Senin kemarin, sekolah-sekolah sudah mulai melakukan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh. Ada yang melalui Google Class maupun web masing-masing sekolah. Beberapa perusahaan sudah melakukan WFH alias bekerja secara mandiri di rumah. Sesuatu yang tadinya seperti tidak masuk akal ternyata bisa dilakukan dengan serentak demi melawan si virus Covid-19 ini. Bagaimana setiap individu seperti dikembalikan kepada lingkungannya sendiri yaitu keluarga dan masing-masing individu seperti diuji tentang tanggung jawabnya, entah itu sebagai pelajar maupun sebagai karyawan.
Kebetulan saya sudah hampir dua bulan ini merasakan bagaimana rasanya tiba-tiba menjadi #dirumahaja. Ternyata banyak hal kok yang bisa kita kerjakan di rumah, setelah selama ini mungkin rumah hanya menjadi tempat persinggahan sementara, hanya menjadi tempat memejamkan mata dan meluruskan pinggang sejenak untuk kemudian bangun pagi dan kembali menjalani rutinitas lagi.
Apa saja yang bisa kita lakukan dalam kondisi #dirumahaja:
1. Makan siang bersama keluarga
Kalau kondisi normal, mana pernah kita makan siang sama-sama. Si anak sudah pasti makan di sekolah, si ibu mungkin sedang arisan bersama teman-temannya, dan sang ayah makan siang di kantor. Waktunya kita untuk menikmati makan siang lengkap sekeluarga.
2. Masak makanan kesukaan anak-anak
Kapan lagi bisa punya waktu khusus untuk masak makanan kesukaan anak-anak. Atau mungkin lagi niat banget bikin kue untuk keluarga. Sekarang mungkin waktu yang paling tepat untuk mencoba menu masala baru. Bahagia itu kalau tiba-tiba masakan yang kita masak lebih laku dibandingkan masakannya si mbak :)
Sambil masak juga kita bisa sambil merapikan dapur dan peralatan dapur. Bisa menata kembali letak barang-barang yang ada di dapur, kita juga bisa jadi tahu kalau ternyata pisau-pisau sudah tidak tajam, atau wajan sudah terlalu lama dipakai sehingga sudah tidak anti-lengket lagi atau malah sudah tidak layak dipergunakan lagi. Jadi besok-besok pas ke supermarket kita bisa cari penggantinya supaya aktivitas masak tetap menyenangkan. Selain itu kita juga bisa tahu ada bahan makanan apa saja yang kita punya di kulkas dan di lemari yang harus segera dipergunakan sebelum kadaluarsa atau bahkan sudah harus dibuang.
3. Bongkar lemari baju.
Ngapain juga bongkar lemari baju. Yah ini mungkin waktu yang pas untuk membereskan lemari baju. Mulai dari lemari baju sendiri aja. Hari ini saja saya berhasil mengeluarkan 20 baju yang rasanya sudah tidak mau saya pakai. Kalau kata Marie Kondo, it doesn't spark joy anymore. Baju-baju bekas yang masih layak pakai bisa dikumpulkan untuk didonasikan ke orang-orang yang lebih membutuhkan. Sesuatu yang menurut kita sudah tidak bernilai mungkin akan menemukan fungsinya lagi apabila berada di tangan orang lain. Kalau sudah mulai dari lemari sendiri, baru mulai cek lemari baju anak-anak. Biasanya kita akan menemukan baju-baju yang sebenarnya sudah terlalu kekecilan atau pakaian dalam yang sobek yang seharusnya sudah dipakai lagi.
4. Merapikan lemari mainan anak.
Waktunya untuk merapikan mainan anak-anak. Karena anak-anak sudah besar jadi sudah tidak ada yang perlu mainan lagi. Ga semuanya harus disumbangkan atau diberikan sama orang kok. Kalau untuk mainan-mainan yang kira-kira bersifat koleksi, masih bisa kita rapikan ke dalam satu wadah plastik dan disimpan dengan rapi. Mainan yang masih saya simpan yah seperti koleksi robot, lego dan boneka Barbie, yang selebihnya saya pisahkan untuk saya donasikan.
5. Berkebun
Biasanya kalau weekend kan bawaannya mager yah ? sekarang waktunya untuk melihat lagi kondisi taman di depan dan di belakang rumah. Mungkin dua minggu ini bisa dipakai untuk menata ulang taman, atau sekedar berolah-raga mencabut rumput-rumput liar. Sekarang beli tanah dan tanaman juga sudah bisa online lho, jadi kita ga perlu capek-capek ke tukang tanaman.
6. Baca buku
Punya buku yang belum selesai dibaca karena ga punya waktu ? Yah sekaranglah saatnya. Mungkin kita sama, senang membeli buku tapi malas membacanya. Kalau malas baca buku yang tebal-tebal, bisa baca buku saya di storial.co aja. Boleh dong promosi :)
7. Menulis
Tapi saya kan ga bisa nulis ? Semua orang pasti bisa nulis kok, dari SD aja kita sudah disuruh mengarang waktu pelajaran Bahasa Indonesia. Ga usah nulis yang susah-susah, menulis tentang keseharian aja. Bisa menulis di buku jurnal juga. Menulis itu terapi lho, terutama untuk orang yang mengalami masalah kejiwaan.. hahaha... Gak kok, daripada menulis status ga jelas di media sosial, mending kita menulis hal bermanfaat baik untuk kita sendiri maupun untuk orang banyak. Yuk, bagi pengalaman dengan menulis.
Sebenarnya masih banyak hal yang bisa kita lakukan dalam episode #dirumahaja ini. Dan percaya deh, one activity will lead to another. Ga mungkin mati gaya jadinya.
Jadi, jangan dulu bete karena harus #dirumahaja. Mungkin ini waktunya kita lebih fokus dengan diri kita dan lebih peduli dengan rumah yang kita tinggali dan orang-orang yang kita sayangi serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan.
Selamat menikmati episode #dirumahaja ini.
Cheers,
Dhidie
No comments:
Post a Comment