Featured post

Saturday, 14 March 2020

Romantis di ketinggian 236 Meter

Kalau Jakarta punya Monas, Paris punya Eiffel, Japan punya Tokyo Tower, London punya Big Ben dan Italia punya Menara Pisa. Di Seoul ada Namsan Tower yang katanya ga kalah cantik dan sering jadi background shooting drakor.
Penasaran kan ? Secantik di film-film ga tuh ?


Setelah makan siang yang kesorean, kita memutuskan untuk melanjutkan menjelajah kota Seoul. Meskipun rasanya badan udah capek banget setelah seharian keliling-keliling dan pengin minimal mandi dulu di apartemen. Tapi kayanya ga mungkin karena besok kita sudah seharian di Nami Island yang pasti bakal kemalaman untuk menjelajah Seoul lagi.  
Akhirnya kita memutuskan untuk berangkat ke N Tower alias Namsan Tower alias Seoul Tower yang katanya sering jadi tempat syuting drakor juga. Tapi berhubung kita harus mengejar waktu shalat juga, kita memutuskan untuk mampir ke daerah Itaewon. Daerah ini merupakan kawasan pendatang-pendatang yang mencari peruntungan di Seoul, khususnya pendatang dari timur Tengah dan sekitarnya termasuk India. Tujan kita adalah mesjid Itaewon yang berlokasi di Wilayah tersebut.

Senang karena bisa shalat di mesjid ini. Mesjidnya cukup besar dan berada di lingkungan pemukiman yang tenang. Di sekitar mesjid terdapat beberapa restoran asia dan timur Tengah. Beberapa kali gue juga mendengar orang bercakap-cakap dengan logat melayu bahkan berbahasa Indonesia. Tadinya pengin mampir ke restoran yang berlokasi di sini,  karena banyak restoran halal di sekitar sini, tapi berhubung kami mengejar waktu ke Namsan tower karena takut keburu tutup maka kami langsung naik bis yang menuju Namsan tower.

Perjalanan menuju Namsan Tower dari Itaewon cukup panjang juga, mungkin sekitar empat puluh menit.  Kami kemudian berpindah bis untuk kemudian meneruskan perjalanan dengan menggunakan bis yang mengantarkan kami menuju puncak yang merupakan lokasi menara tersebut.

Excited, pasti. Ternyata perjalanan malam menuju Namsan Tower jauh lebih romantis.  Tidak sabar rasanya ingin melihat pemandangan kota Seoul dari ketinggian. Begitu sampai kami langsung berjalan menuju menara yang awalnya merupakan stasiun pemancar radio tersebut. Terlihat dikejauhan lampu menara yang bersinar dengan cantiknya. Menurut sebuah artikel yang gue baca, setiap Warna lampu yang dipancarkan memiliki arti tersendiri yang menunjukkan kondisi cuaca saat itu. Dan pada saat kami tiba lampu sedang berwarna merah yang merupakan peringatan bahwa cuaca cukup buruk untuk keluar rumah. Mungkin karena saat itu udara cukup dingin dan angin yang bertiup juga agak kencang. But we're too excited too care. 

Mau kemana kita ?

Menara dari kejauhan

Di Plaza tower terdapat beberapa restoran dan kita langsung naik ke lantai tiga menuju tempat pembelian tiket untuk menuju observatorium deck. Harga tiket KRW 10,000 per orang. Kami kemudian mengantri untuk naik lift menuju ke atas. Sesampainya di atas kerlap kerlip lampu berwarna-warni menyambut kami, yang paling penting sekumpulan gembok warna warni yang dipasang oleh pengunjung di pagar menara. Jangan sedih dulu kalau lupa membawa gembok, karena terdapat mesin yang menjual gembok, meskipun harganya lumayan mahal. Meskipun udara sangat dingin kami sangat menikmati cantiknya pemandangan di atas sini. 


Freezing but happy...
writing a message

Love Padlock
Puas main-main di rooftop, setelah foto-foto di photo booth yang ada di sana, kita kembali ke dalam gedung. Masuk ke observatorium hall-nya dimana kita bisa melihat kerlap kerlip lampu di Seoul dari kejauhan. Cukup ramai juga di sini, karena semua pengunjung ingin menghangatkan diri kayanya. Di sini kita juga bisa foto tapi karena cukup mahal jadi kita pass dulu aja. Di lantai ini juga ada souvenir shop, dan gue beli beberapa souvenir buat kenani-kenangan di sini. 


Observatorium Deck 

Seoul from above


The tower more beautiful from the parking lot
It was fun, but it's 11 o'clock now, dan kita harus balik ke apartemen karena besok pagi kita akan seharian mengeksplor Nami Island.



Cheers,
Dhidie

No comments:

Post a Comment