Featured post

Wednesday, 1 April 2020

Dear Kakak, Angkatan 2020

Menyaksikan sebuah video di Youtube,
Mendadak kenangan tentang masa SMA muncul dipelupuk mata. 
Perjuangan, solidaritas dan persahabatan di masa-masa terakhir di bangku sekolah.
Jatuh bangun dalam proses menyerap ilmu demi mencapai cita-cita.
Di masa terakhir belajar dengan mengenakan seragam sekolah.
Di masa terakhir ketika kita sudah mengenal satu angkatan di sekolah.
Di masa terakhir kita begitu dekat dengan guru-guru kita.
Di masa terakhir, kita masih boleh bermimpi kelak hendak menjadi apa. 
Dear anak sulungku, tulisan ini untuk kamu....



Dear Kakak, 
Masih ingat waktu pertama kali kita tahu kalau kakak diterima di sekolah itu. Rasanya senang luar biasa. Meskipun sebenarnya mami selalu yakin kalau kakak pasti akan diterima di sekolah itu. Kakak masih ingat ga ? Sebelum diterima di sekolah itu ada tiga sekolah yang kita kunjungi. Di daerah tebet, di pasar minggu dan di sekolah kakak yang sekarang.
Ketika kita masuk satu persatu sekolah itu, di dalam hati mami sebenarnya ada rasa tidak rela kalau kakak harus menempuh perjalanan sejauh itu demi menuntut ilmu. Apalagi harus kos segala, mami pikir belum waktunya.

Tapi, ketika kita sampai ke sekolah kakak yang sekarang, meskipun ini pilihan ketiga kakak, hati mami mendadak tenang. Sekolahnya terasa nyaman dengan lingkungan yang hijau.  Jaraknya juga tidak terlalu jauh dari rumah, hanya lima belas menit dengan ojek online. Mami langsung berpikir, ini tempat yang tepat untuk kakak belajar. 

Mungkin tanpa sadar mami berdoa agar kakak bersekolah di sana saja. Supaya tidak perlu berangkat kepagian dan kesorean. Supaya sepulang sekolah kakak masih bisa melakukan aktivitas yang lain atau cepat pulang ke rumah untuk beristirahat. Dan Alhamdulillah, kakak diterima. Meskipun mami tahu kakak pengin sekali sekolah di SMA di Tebet itu, karena mami juga dulu begitu. Sistem zonasi membatasi usaha kita. Dan mami sangat bersyukur karena kakak tidak perlu berangkat sekolah jauh-jauh bahkan sampai tinggal jauh dari rumah. Mami jadi tahu alasan eyang melarang mami juga bersekolah di tempat yang jauh dari rumah. Mami yakin, ini yang terbaik buat Kakak.

Dear Kakak,
Mami tahu kakak mengalami masa adaptasi yang luar biasa. Karena sampai SMP kakak bersekolah di sekolah swasta dengan lingkungan yang cenderung homogen. Tiba-tiba kakak harus bersekolah di lingkungan yang lebih heterogen. Mami tahu bagaimana shocknya kakak, meskipun kakak ga pernah bilang ke mami. Dalam hati mami juga bertanya-tanya, apakah keputusan mami dan papi ini benar ? Apakah tidak sebaiknya kakak tetap ada di sekolah swasta.
Mami tahu kalau selama masa adaptasi itu kakak masih sering main ke sekolah yang lama. Karena sahabat-sahabat kakak melanjutkan SMAnya di sana. Mami tahu kalau kakak masih suka pergi dengan mereka, masih suka membanding-bandingkan antara sekolah yang baru dan sekolah lama, tapi yah mami biarkan saja. Memang perubahan itu  ga bisa sekaligus dipaksakan, perlu waktu untuk move on....

Dear Kakak,
Mami akhirnya senang ketika mendengar kakak mau ikut seleksi menjadi pengurus OSIS, berarti kakak sudah mulai betah di sekolah. Kemudian ketika kakak akhirnya janjian nonton dengan teman-teman sekelas. Kemudian ketika mulai ada satu, dua orang teman yang main ke rumah. Kakak akhirnya bisa move on.
Kemudian ada lagi tantangan yang lain, kakak harus belajar keras. Mami tahu kalau kakak bangun tengah malam untuk belajar, mami tahu kakak dan teman-teman pakai LINE untuk belajar, untuk saling support, untuk mengajarkan supaya tidak ada teman sekelas yang ketinggalan. Satu hal lagi yang berbeda, tidak ada lagi yang namanya belajar disuapin guru. Guru hanya membimbing, murid-murid yang berusaha untuk belajar sendiri. Diam-diam mami kagum, betapa kompaknya teman-teman kakak di kelas sepuluh kemarin. Seperti tidak ada persaingan karena yang pintar masih mau mengajari yang kurang. Ternyata kekompakan muncul dari rasa senasib sepenanggungan.

Dear Kakak,
Di tahun kedua di bangku SMA, kakak mulai sibuk dengan kegiatan berorganisasi. Mami juga tidak pernah melarang, karena mami juga dulu begitu. Bahkan mungkin lebih parah. Mami tahu bagaimana sibuknya mempersiapkan suatu acara sekolah. Mami tahu bagaimana kakak harus berangkat subuh apabila menjadi panitia acara, karena mami tahu bagaimana senangnya ketika suatu acara sudah selesai dan sukses dilangsungkan. Rasa senangnya bisa membayar rasa lelahnya, dan mami senang kakak bisa mengalami juga hal itu. Pengalaman berorganisasi yang akan kakak ingat seumur hidup. Dan meskipun sibuk, kakak bisa tunjukin ke mami kalau nilai rapot kakak selalu lebih baik di setiap semesternya. Itu yang bikin mami tenang dan percaya sama kakak. 

Dear Kakak,
Ga terasa akhirnya sampai juga di tahun terakhir masa SMA. Tiba-tiba mami sadar kalau kakak sudah dewasa, akhirnya punya KTP dan selalu ribut minta dibuatkan SIM juga. Ketika kakak bilang jurusan kuliah apa yang akan kakak pilih nanti, benar-benar di luar dugaan mami. Mami terus bertanya apa alasan kakak pilih jurusan itu, dan ketika kakak bisa menjawabnya dengan alasan yang masuk akal, akhirnya mami mengerti kalau itu yang benar-benar kakak inginkan. Karena apapun yang menjadi pilihan Kakak, mami akan selalu berdoa agar memang menjadi yang terbaik untuk kakak. Masa kelas dua belas ini Mami tahu kalau kakak dan teman-teman belajar dengan sangat keras. Tidak hanya di sekolah tapi juga di tempat bimbel. Bahkan sampai malam. Mami senang Anak mami menyadari apa yang menjadi kewajibannya.  Mami tahu ketika kakak sudah jenuh belajar kakak diam-diam main PS, atau mendengarkan musik keras-keras di kamar. Atau bahkan tidur seharian. Tidak apa-apa, Kak. Kalau memang harus break dulu, otak juga perlu istirahat.  Mami selalu berdoa agar kakak diberikan kesehatan dan keselamatan, karena mami tahu satu persatu teman sekelas kakak sakit karena kelelahan belajar. Waktu kakak bilang, kakak jenuh dan mau di rumah saja, mami juga izinkan kan ?

Dear Kakak,
Sejak awal tahun kemarin tidak henti-hentinya ujian yang kakak hadapi. Simulasi ini itu, try out ini itu. Doa mami cuma satu, kakak selalu diberi kesehatan. Mami tahu kakak capek, bosen bahkan mungkin sudah muak dengan kegiatan belajar ini. Tapi mami juga ga bosan-bosannya mengingatkan kalau kondisi ini hanya sementara, setelah semua ini berlalu kakak akan punya banyak waktu untuk melakukan apa yang kakak mau sambil menunggu masa kuliah dimulai. Waktu itu mami berjanji, Nanti kita liburan yah, Kak.

Dear Kakak,
Ditengah-tengah ketegangan Ujian Sekolah, tiba-tiba ada hal yang lebih mengejutkan. Hal yang menyebabkan semua hal seperti terhenti diam. Wabah virus penyakit, Covid19, sudah muncul di Indonesia. Mendadak ada instruksi untuk belajar dari rumah. Ketika semua menjadi antiklimaks, ketika doa yang dipanjatkan di setiap sujud mendadak berubah total.
" Ya Allah, hindarkanlah kamu sekeluarga Dari penyakit ini." Ketika ucapan," Manusia hanya bisa berencana, tapi Tuhan yang menentukan" benar-benar terasa di dalam kehidupan. Mendadak ketakutan akan wabah dirasakan di seluruh penjuru negeri.

Sekolah, murid dan orang tua bingung harus melakukan apa. Ujian Sekolah yang belum selesai terpaksa ditangguhkan. Murid-murid dibimbing dengan kelas online untuk menghadapi UN. Semua beradaptasi kembali, guru, murid dan orang tua. Orang tua benar-benar kembali menjadi bagian proses belajar-mengajar, 
Mami menjadi rajin bertanya, kakak belajar apa hari ini ? Kakak, sudah absen belum ? 
Bukan cuma kakak yang stress, mami juga stress, guru-gurunya juga pastinya stress karena ada pekerjaan yang menjadi tertunda. 
Satu minggu kemudian, ada berita baru lagi kalau UN ditiadakan untuk tahun ini. Kembali semua orang bertanya-tanya. Berarti tidak ada nilai NEM dan nilai STTB adalah berdasarkan nilai rapot saja.
Mami tahu mendadak kakak menjadi tidak bersemangat. Kakak bilang kalau kakak sekarang bingung harus belajar apa, sekolahpun bingung. Karena sekarang tidak ada lagi yang harus dilakukan. Semua berakhir sebelum waktunya. 

Tapi, Kak.
Perjalanan ini masih panjang. Masih ada seleksi perguruan tinggi negeri yang harus kakak lalui. Masih ada usaha yang harus dilakukan demi mewujudkan cita-cita Kakak.
Pasti tidak enak rasanya ketika semua menjadi antiklimaks. Tapi di dunia ini tidak ada perbuatan yang sia-sia. Tidak ada istilah," Buat apa kemarin capek-capek belajar." Tidak ada. Semua itu pasti ada gunanya. 

Pada saat pergantian tahun kemarin tidak ada yang tahu kalau tahun 2020 akan dimulai dengan kisah sedih ini. Ingat mami pernah bilang, " Wah kakak keren yah angkatannya namanya angkatan 2020." Iya, memang sekeren itu angkatan kakak. Angkatan yang dicatat dalam sejarah ketika kehidupan seperti di-reset kembali dari nol. Ketika banyak teori yang ada yang mendadak menjadi usang dan banyak teori baru yang akhirnya ditemukan. Solidaritas tercipta ketika seluruh dunia berperang melawan musuh yang sama. Tahun 2020 akan menjadi catatan sejarah terbesar sepanjang masa.

Dear Kakak,
Life goes on. Kondisi yang memaksa kita untuk terus beradaptasi dengan perubahan. Perjalananan masih panjang, karena begitulah kehidupan. Masih akan banyak rintangan di luar sana. Tidak cukup  hanya sampai masuk kampus impian, tidak sekedar bisa lulus menjadi sarjana dengan IPK tinggi, bukan juga sekedar mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. 

Karena makna kehidupan jauh lebih luas dari itu. Bagaimana kita bisa berbuat baik kepada orang lain, bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Bagaimana kita bisa berbagi dan tidak hanya memikirkan diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa memberikan hal yang positif kepada lingkungan kita. Dan bagaimana kita senantiasa berdoa, beribadah dan bertingkah laku sesuai ajaran agama kita. Itu yang akan menjadi dasar bagaimana orang akan mengingat kita setelah kita tiada.

Dear Kakak,
Tetap semangat. Jangan khawatir dengan pesta perpisahan yang gagal dilakukan, jangan khawatir dengan ucapan perpisahan dengan teman-teman dan para guru yang belum sempat disampaikan. Kebersamaan tiga tahun dengan teman-teman kakak ini tidak akan lekang oleh waktu. Kakak akan tetap menjadi angkatan 2020 yang lulus dari sekolah itu. 

Mami selalu bangga sama kakak. Mami akan selalu berdoa yang terbaik untuk kakak. Dan semoga bumi ini segera sembuh dari sakitnya.  Bila doa kita belum dikabulkan, jangan menyerah, karena mungkin belum saatnya.


Cheers,
Mami.









No comments:

Post a Comment