Featured post

Thursday 30 May 2019

Flight To Busan

Ga pernah terpikir untuk mengunjungi Busan. Sejauh ini yang gue tahu tentang Busan yah..film Train To Busan itu, yang ga pernah sempat gue tonton. However, finally I did it. Annyeong… Welcome to Busan :)


Berangkat ke Busan dari Jeju dengan pesawat pagiiiiii…. Itulah alasan kenapa kita pindah ke hostel yang lebih dekat ke bandara. Jadi kita malam itu menginap di hotel yang namanya Disembers Hotel (ehm.. mungkin maksudnya Desember ??). Perjalanan malam-malam nyari hostel dengan koper yang besar-besar itu benar-benar ga banget. Tapi sebagai cewek-cewek perkasa kita tetap berusaha tegar.. Hahaha. Sampai akhirnya setelah bolak-balik nyasar dan ga semua bis ada kompartemen buat nyimpan koper. Ditambah kita juga sudah nyaris beku menunggu bis di halte, akhirnya kita memutuskan untuk naik taksi. Itupun susah banget karena ga semua taksi mau menerima empat orang dengan empat koper besar. Yah sudahlah kita nyaris mau ambil dua taksi, dan itu pasti jadi mahal, Alhamdulillah akhirnya ada taksi dengan driver yang sudah tua, mungkin kasihan sama kita :) Dia dengan entengnya masukin semua koper kita ke mobilnya, tida koper di bagasi dan satu koper di tengah dan langsung berangkat menuju hostel. 

Jeju Airport Situation

Jam enam pagi kita semua sudah siap, setelah malamnya sibuk packing-packing lagi. Langsung keluar dari area hostel untuk kemudian bingung mau naik taksi atau naik bis aja ke bandaranya. Gue sampai lupa kita akhirnya naik apa, yang pasti kita tiba dengan selamat di Bandara Jeju. Untuk penerbangan ke Busan kali ini kita naik Jeju Air. Gue sempat redeem VAT di mesin di Airport tapi kayanya gagal, yang pasti untuk belanja-belanja di Korea ini kita bisa melakukan tax redemption dengan mudah di mesin di Bandara. Pilihannya bisa dikreditkan ke Credit Card atau diambil cash di counter di Bandara. Mungkin ini yang menjadikan semua orang happy belanja di Korea. 

By the way, sambil nunggu pesawat, kita sarapan seadanya di depan counter Sevel di Bandara. Kali ini gue selamat ga harus bayar excess baggage. Jadi uangnya bisa buat beli kopi. Perjalanan dari Jeju ke Busan sekitar satu jam. Karena kepagian jadi kita tidur dengan nyenyak sepanjang jalan.

Finally Busan
Jin dan Jun ??

Ada kartun-kartun lucu di station subwaynya
Dan… excited banget pas nyampe Busan. Sekali lagi, karena gue ga pernah kepikir untuk ke Busan. Yang gue tau tentang Korea yah cuma Seoul dan Jeju Island, udah itu aja. Jadi yah penasaraaannnn ada apa sih di sini…

Setelah berhasil mendapatkan semua koper besar kita. Dimulailah petualangan dengan mencari stasiun MRT yang katanya ada di bandara. Kita kebingungan dan nanya-nanya. Ternyata harus keluar dulu dari bandara dan ketemu juga si stasiun itu. Jadi dari Gimhae Airport itu kita harus menuju ke daerah Nampo tempat hotel kita untuk taruh koper dan istirahat alakadarnya untuk kemudian mengeksplorasi Busan.

Annyeong Busan...


Ga Tahan Buat Ga foto-foto di mural di subway

Dari Gimhae Airport kita naik LRT menuju Sasang Station untuk naik subway langsung ke Nampo Station, makan waktu sekitar 40 menit. Setelah naik turun bis di Jeju, kita ngerasain kehidupan kota besar di Busan. Dan pemandangannya beda banget sama di Jeju yang cenderung lebih slow. By the way Busan ini merupakan salah satu kota pelabuhan besar di dunia. Meskipun sibuk tapi berbeda dengan Seoul yang lebih internasional, di Busan ini juga kebanyakan penduduk berusia tua. Karena memang kotanya setenang dan senyaman itu, cocok untuk usia pensiun. Kebanyakan penduduk asli yang berusia produktif akan bekerja di Seoul untuk kemudian kembali ke Busan setelah pensiun. Dan satu hal yang pasti, penduduknya jauh lebih ramah dan terbuka dibandingkan di Jeju. Dari sejak kita datang dan bertanya-tanya bagaimana cara menuju stasiun Subway sudah ada Bapak-bapak tua yang menunjukkan jalan. Pas kita antri mau naik subway ada ibu-ibu tua yang menghampiri kita dan ternyata dia pernah tinggal di Indonesia. Memang seramah itu. 
Stasiun subwaynya pun cenderung lebih tua, ga semodern di Seoul. Tapi beneran menyenangkan. Pengalaman ter-epic adalah kita harus ngangkat koper dari stasiun Subway melewati sekitar 30 (atau 40 ?) anak tangga untuk akhirnya dengan lega sampai ke permukaan tanah. Itu sebelum kita tahu kalau ternyata di setiap stasiun itu pasti ada liftnya, karena kita cuma berpatokan pada Gmaps yang nyuruh kita keluar di exit sekian untuk menuju hotel. Ga apa-apalah, namanya juga backpaker.. :) Daannnn untungnya hotelnya ga jauh dari exit itu dan ternyata hotelnya semenyenangkan itu…

And.. we’re really ready to explore Busan. Semoga kita ga ketemu zombie… :)


Cheers,

Dhidie

Wednesday 22 May 2019

Exploring Jeju in a Day - Part 2

Main-main di pantai dengan suhu 6 derajat celcius ?? Cuma di Korea bisa nekat kaya gini. Hari ini judulnya main-main di pantai Jeju yang cantik-cantik bangetttt.


Hello from Manjanggul Cave

                                      
Setelah kenyang makan, akhirnya kita melanjutkan perjalanan. Sebelum naik lagi ke bis, gue ambil air wudhu dulu biar bisa shalat di bis. Jadi karena nyari tempat shalat tuh susah banget di Korea akhirnya antara kita melakukan menggabungkan shalat sebelum pergi atau pas sampai di hotel atau yah terpaksa kita shalat di dalam bis di perjalanan. Dan kebetulan di Jeju ini karena jarak dari satu tempat ke tempat lain itu berjauhan jadi yah kita lebih sering melakukan opsi kedua. Untungnya orang Korea kelihatannya sudah terbiasa dengan turis yang mempunyai kebiasaan berbeda-beda. Jadi mereka pada cuek aja. Biasanya gue ngambil tempat di pinggir jendela untuk shalat. Gitu deh tips penting dari gue :)


Ada ini di Sevel, penasaran tapi ga berani makan.. :D

Sepanjang perjalanan kita disodorin pemandangan ke pinggir pantai yang kece banget. Jadi antara day dreaming dan emang ngantuk karena perut udah kenyang dan tadi kepagian banget kita memulai harinya.. hehehehe...

Happy Face karena nemu pantai...

You jump, I jump

Kemudian akhirnya sampai juga kita ke pantai yang pertama. Ke pantai ? Di penghujung winter gini ? Ahhhh dingin banget. Beneran. Tapi ternyata sensasinya beda banget. Kalau pantai kece sih yah tetap aja kece. Pemberhentian pertama kita adalah Pantai Gwangchigi. Setelah mengumpulkan niat menghadapi angin dan udara yang dingin banget, akhirnya kita keluar juga dari dalam bis dan langsung lari ke pantai... masuk ke hutan.... Kaya film ada apa dengan cinta ya ? :P

Ternyata ke pantai di musim dingin jadi pengalaman yang tak terlupakan. Dan pantai masih semenyenangkan itu meskipun suhu di bawah 10 derajat celcius. Dari pantai ini kita bisa melihat Seongsan iilchulpeak, yang merupakan destinasi kita selanjutnya, secara menyeluruh. Dan viewnya kece banget..... Kayanya ga puas-puas buat foto di sini. Sebenarnya di sini ada Carnation Garden juga, tapi kita terlalu kedinginan untuk jalan-jalan di taman kaya gitu. 
Ini kaya foto diantara tebing gitu

Sekeren ini Seongsan Iichulpeak
Selanjutnya kitapun menuju Seongsan iilchulpeak yang merupakan salah satu UNESCO Heritage di Jeju Islan ini. Dan tempat ini jauh lebih indah, karena kita seperti terkurung di dalam sebuah teluk. Pokok best photo spot banget deh. Terus kita menunggu pertunjukan women diver show, yang menggambarkan bagaimana wanita-wanita di Jeju dulu bekerja mencari nafkah dengan menangkap ikan di laut. Dan hebatnya mereka adalah ibu-ibu tua yang menyelam dengan perlengkapan selam seadanya. 
Women Divers, they sing before diving

Gue sih ga sampai habis juga nonton shownya, karena terlanjur tergoda pengin mampir menghangatkan diri di Starbucks yang tadi gue lihat pas di pintu masuk. Lagipula badan gue lagi ga fit banget. Sementara ketiga temen gue hiking ke puncak, Eongsan Ilchubong Peak. Gue melipir ke Dunkin Donuts setelah sebelumnya foto-foto sendiri. Cerita sedikit tentang puncak Ilchubong ini, ternyata puncak ini terbentuk dari erupsi volkanik sekitar lebih dari 100,000 tahun yang lalu. Pada akhirnya membentuk kawah dengan kedalaman 90 meter dan berdiameter 600 meter. Bebatuan tajam yang mengelilingi kawah itu membentuk ilusi seperti mahkota raja. 
Dunkin Donuts X Hello Kitty, Cute banget yah ?

Hujan mulai turun pas kita kembali ke bis untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya Manjanggul Cave. Tempat ini merupakan lorong yang terbentuk dari aliran lava yang bergerak dari dalam perut bumi ke arah permukaan. Pada akhirnya membentuk struktur yang bervariasi dan beberapa stalagtit dan stalagmit (ehhhmmm masih ingat pelajaran geografi waktu SMA kan ?). Kita seperti masuk ke dalam gua yang berkepanjangan dan tak berakhir. Suasananya lembab dan gelap, namun buat gue merupakan pengalaman yang menakjubkan, bagaimana suatu kejadian alam bisa menyisakan kenangan yang akhirnya bisa dinikmati sebagai suatu atraksi wisata.
New 7wonders of Nature
Siap Menjelajah lorong lava

Colorful Tunnel
Pada saat kita keluar dari gua itu, hujan turun semakin deras. Akhirnya kita harus berlari-lari menuju bis. But it’s okay, cause it’s holiday and everything is suppose to be fun, right ? Capek banget, tadinya kita masih mau balik lagi ke Dongmun market untuk makan malam, tapi berhubung kita ingat kalau masih harus pindah ke hotel yang mendekati Bandara. Akhirnya kita balik dulu ke hotel untuk ambil barang dan pindah hotel.
Ada pemandangan indah ini di ujung sana :) It's really breathtaking

Overall today is an awesome day...


Cheers,
Dhidie

Exploring Jeju in a Day - Part 1

Akhirnya sudah sampai hari ketiga juga kita di Jeju. Hari ini kita dedikasikan buat mengeksplor Jeju dengan baik dan benar. Setelah kemarin sempet rada bete gara-gara ketinggalan bis city tour. Kali ini kita ikut one day tour untuk mengeksplorasi pantai bagian timur dari pulau Jeju. Let's hit it.

Seongeup Village

Jadi kita beli paketnya di Klook untuk Yeha Bus Tour East Course. Kalau lihat di Klook sekarang harganya sekitar IDR 1 jt-an, tapi itu sudah diskon dari sekitar IDR 1.2jt. Cukup mahal sih memang tapi yang penting kita tinggal duduk manis di dalam bis dan sudah mengeksplorasi pulau Jeju. Si paket east ini cuma ada di hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Apa aja sih yang kita dapat dari paket ini, pokoknya intinya kita bisa akan mempelajari Kebudayaan Jeju dan tempat-tempat yang diakui UNESCO sebagai tempat yang harus dilestarikan karena merupakan warisan dari leluhur pulau ini.

Cantik yah tour guide-nya ?
Kita harus berkumpul jam delapan pagi di Meeting Point yaitu di depan sebuah hotel yang tidak jauh dari hostel tempat kita menginap. Masih bisa jalan kakilah. Tapi karena hari ini kita harus check-out dan pindah ke hotel yang mendekati bandara buat berangkat ke Busan besok pagi, kita sudah beres-beres sejak malam. Pas pagi kita titip koper di hostel untuk kita ambil nanti malam pas kita balik dari tour. 

Kita berangkat dengan coach yang menjemput kita di lobby hotel. Cuma berlima, langsung menuju lokasi berupa ranch yang letaknya sudah di pinggir pulau ini. Langsung disambut oleh Tour Leader kita seorang mahasiswi Korea yang cantik dan sangat lancar bahasa Inggrisnya. By the way, jarang banget orang Korea yang bisa ngomong lancar bahasa Inggris :)


My first horseback riding experience
Kita langsung digiring masuk untuk dipakein topi cowboy dan rompi lalu langsung menunggu antrian berkuda. Jujur aja, ini pengalaman berkuda gue yang pertama. Agak ciut juga, karena gue kan penakut banget anaknya. Dari kecil ga pernah mau naik kuda karena gue selalu membayangkan hal-hal buruk duluan. Gimana kalau kudanya ngamuk, gimana kalau kudanya bawa lari gue, dan sebagainya dan sebagainya. Tapi karena sudah terlanjur yah apa boleh buat. Gue harus memberanikan diri gue. 

Ini sih benar-benar kaya naik kuda. Jangan membayangkan ada mas-mas yang akan menuntun kuda kita kaya di Cilaki Bandung. Pokoknya " Just do it yourself ". Kita ga boleh bawa apa-apa ke siu, termasuk kamera. Untungnya tour leader kita baik banget mau fotoin kita beberapa kali.

Dimulailah pengalaman berkuda gue yang pertama. Mas-masnya menggiring kuda-kuda dengan naik hoverboard. Terus kadang-kadang kuda-kuda kita disuruh lari sampai gue agak-agak lumayan ketakutan meskipun berusaha tetap tenang karena takut kuda gue panik. Kita kemudian foto di satu spot kita, lanjut sampai selesai. Dan ternyata gue suka. Gue merasa menang karena bisa melewati ketakutan gue. Terakhirnya, seperti biasa kita disuruh pilih foto, yang harganya lumayan mahal. Dan kita berempat memutuskan untuk cetak satu foto aja buat kenang-kenangan. 

Seongeup Folk Village

Lanjut perjalanan, menuju Seongeup Folk Village. Kali ini kita sudah naik bisa besar. Isinya cuma sekitar 20 orang, yang terbagi menjadi dua kelompok, kelompok berbahasa Mandarin dan berbahasa Inggris. Seongeup Folk Village ini adalah perkampungan asli penduduk Jeju yang memang direstorasi. Jadi di dalamnya ada rumah-rumah penduduk bahkan kantor pemerintah penduduk Jeju jaman dulu. Rumah-rumahnya terbuat dari batu dan sederhana banget. Ga kebayang dinginnya kaya apa kalau di musim dingin. Tempat ini pernah jadi lokasi shooting film Korea yang lumayang terkenal "Dae Jang Geum" yang gue juga belum tonton filmnya. Tapi ini yang menjual selama kita berada di Jeju. Lagi-lagi kita sibuk foto-foto, selain kita dapat pengetahuan baru kalau jaman dulu penduduk Jeju toiletnya ada di luar dan bersebelahan dengan kandang babi hitam. Penting banget yah.  Iya, mendingan ga usah dibayangin dan ga usah gue ceritain lebih detil. 




Gara-gara kebanyakan foto kita ditinggal bis :(

Hal yang ga terlupakan adalah karena sibuk foto-foto kita ditinggal sama rombongan. Ternyata desa ini meskipun kecil tapi berliku-liku dan kita sudah terlalu jauh masuk ke dalam dan pintu masuk dan pintu keluar itu letaknya berjauhan. Jadi kita terpaksa menyusuri kembali jalan kita masuk untuk kembali ke pintu masuk dan pasrah menunggu bus menjemput kita. Ga diomelin sih cuma ga enak hati aja, karena mereka kan punctual banget orangnya. Kita langsung bergabung dengan rombongan sudah berada di salah satu orang yang dituakan di Jeju. Dia menerangkan kalau jaman dulu di Jeju yang bekerja adalah kaum wanita, sementara kaum pria kerjanya hanya kumpul-kumpul dan minum. Jadi seorang ibu bisa mencari nafkah sambil mengasuh bayinya. Di tempat ini kita membeli krim yang terbuat minyak kuda yang katanya terkenal. Lagi-lagi kita beli satu pot saja untuk di-share berempat.. :) Minimalis ekonomis praktis. Sipp.. 



Serius dengerin kisah Jeju Island
Our Perfect Korean veggie Lunch


Agenda berikutnya adalah yang kita tunggu-tunggu karena memang kita sudah kelaparan banget akibat cuaca yang memang dingin banget. Kita menuju ke sebuah restoran yang gue lupa namanya. Sebenarnya di tour ini ada beberapa pilihan menu makan siang. Berhubung kita ikut yang East Course maka makan siang kita pilihannya cuma black pork BBQ yang merupakan makanan khas pulau ini atau vegetable meal set. Jadi tahu dong kita pilih apa ? :) Experience makan kaya di drama koreanya tuh dapet banget. Karena hidangannya tuh kaya ada kuah sayur gitu plus bimbimbab, side dish yang super banyak dan pajeon alias pancake daun bawang korea yang nikmat itu.

Puaassss.......


Cheers,
Dhidie
















Sunday 12 May 2019

Minum Teh di Jeju

Jauh-jauh ke Jeju cuma mau minum teh doang ? Ga apa-apa juga sih soalnya tempatnya kece banget. Meskipun effort banget sih buat ke sananya. Tapi lagi-lagi, we're on holiday with unlimited time, so just enjoy the ride. 



Setelah sempat salah naik bis, akhirnya kita sampai juga di O'Sulloc Tea Museum. Kalau mau simple sebenarnya memang naik bis city tournya Jeju aja, tapi karena kita punya planning sendiri akhirnya kita yah mengatur sendiri. Dan ketersesatan kami worth banget, setelah sampai di sana. Karena tempatnya semenyenangkan itu. Udaranya fresh banget dan banyak spot cantik untuk yang hobi foto-foto. Dan memang sepertinya tempat ini jadi salah satu spot yang wajib dikunjungin kalau ikut tour ke Jeju. Katanya ini juga berdekatan lokasinya dengan Innisfree Cafe, tapi waktu itu terus terang gue ga tau, jadi fokus buat melewatkan waktu di sini aja.

Begitu masuk ke dalam O'Sulloc, suasananya langsung berasa cozy banget. Karena yah efek udara dingin di luar kali yah. Waktu itu sekitar 6/7 derajat celcius. Kemudian kita masuk ke dalam museumnya, kita bisa tahu sejarah perkebunan teh ini. Sampai akhirnya kita masuk ke dalam storenya yang letaknya bersebelahan dengan cafe-nya. Rasanya pengin bawa pulang semua yang ada di situ. Kalau ga inget koper yang ga boleh lebih dari 15 kilo dan masih panjang perjalanan kita di Korea ini. Jadi harus hemat-hemat dulu. 

Akhirnya gue karena penasaran cuma beli dua kotak teh dan beberapa coklat matcha. Coklatnya sih enak bangetttt tapi gue belum nyoba minum tehnya. Sementara dua teman gue mengantri cafe yang full banget. Dan memang benar sih, saking penuhnya kita ga dapat tempat di dalam jadi kita harus berdingin-dingin di luar. Meskipun terobati dengan pemandangan yang bikin segar mata. Kayanya kalau ke Jeju, memang wajib banget deh harus ke sini. Tapi kalau kamu ga sempet, di Myengdong Seoul, cafenya ada juga sih, meskipun you'll miss the beautiful scenery. 



Add caption










Cheers,
Dhidie