Featured post

Friday 23 September 2022

Buat yang (pernah) kerja drama ini pasti relate #bahasdrakor

 

Cerita drakor ajalah yah. Bulan September ini gak ada drakor cinta2an karena yang gue tonton antara drama yang suspense atau drama bisnis tentang kehidupan di kantoran gitu. Gue nonton satu drama Korea yang judulnya Today's Webtoon sama satu drama Jepang yang judulnya Pretty Proofreader alias Jimi No sugoi! Kouetsu Girl di bahasa Jepangnya. Lumayan jadi throwback ke masa2 kerja dulu. 


courtesy to www.soompi.com


Tentang drama Korea yang pertama, Today's Webtoon, dapat rekomendasi dari salah satu temen gue. Karena gue lagi ngikutin drama yang ongoing dan kelamaan nunggunya. Sebagai hiburan satu2nya setelah bekerja setengah hari sebagai full time housewife hahaha... gue perlu drakor untuk mempertahankan kewarasan gue. 

Today's webtoon berlatar belakang satu department di sebuah perusahaan entertainment (kayanya yah) yang mengerjakan webtoon. Jadi mereka yang merekrut atau mencari seniman2 webtoon untuk diterbitkan di aplikasi webtoon mereka. Sebenarnya kalau gue perhatiin pekerjaan si PD ini seperti pekerjaan AE atau RM di Bank. Jadinya gue kaya berasa relate aja. Jadi mereka bertugas mencari talent dan memaintain talent yang merupakan penulis atau seniman webtoon. Tokoh utama drama ini adalah seorang mantan atlet Judo yang memutuskan untuk berhenti menjadi atlet setelah mengalami sebuah kejadian yang membuatnya trauma. Lalu apa hubungannya antara atlet Judo dengan webtoon. Si atlet ini penggemar komik, bahkan keluarga mereka mempunyai bisnis comic cafe. Jadi untuk bisa bekerja di Neon dan bertemu dengan seniman2 webtoon idolanya seperti dream comes true untuk On Ma Eung. Makanya setelah dia diterima sebagai karyawan kontrak, On Ma Eung bekerja dengan sungguh2, dan beberapa kebiasaannya sebagai atlet ternyata berguna juga di saat dia menjadi pekerja kantoran.

Yang relate lagi dengan drama ini adalah gue jadi inget gimana pas awal2 masuk kerja. Ketika menjadi junior yang kemudian melakukan kesalahan, gimana kompaknya suatu tim dalam menghadapi suatu masalah, kemudian punya boss baik yang sangat mengayomi, punya boss yang tegas tapi sebenarnya sangat baik karena ingin kita bekerja dengan cara yang benar. Punya teman sekantor bermacam latar belakang dan cara bekerjanya. Kemudian bagaimana mereka harus mempertahankan artist webtoon mereka agar tidak di-take over oleh perusahaan lain. Kemudian rasa sedih ketika ada yang akan resign dan pindah ke perusahaan lain. Yah, pokoknya tipikal kehidupan di dunia kerja. 

Klimaks drama ini adalah ketika department webtoon ini akan dibubarkan karena tidak pernah memberikan profit yang signifikan untuk perusahaan, Meskipun didasari dengan intrik2 pihak yang memiliki kepentingan pribadi atas dibubarkanya departemen ini. Yah relate banget kan kalau ngobrolin profit and loss perusahaan dengan kehidupan zaman dulu di saat hitung2an cost per department.

Intinya cukup menghiburlah dramanya. Dan sudah tamat sekarang.



courtesy to www.eukybearlovesdrama.wordpress.com

Drama kedua yang gue tonton secara paralel adalah satu drama Jepang yang judulnya "Pretty Proofreader". Drama ini bercerita tentang seorang cewek yang terobsesi untuk bekerja sebagai editor di Majalah Fashion Lassy. Sampai dia berkali2 mengikuti proses rekruitmen dan akhirnya diterima menjadi karyawan di perusahaan itu. Tapi yang mengecewakan ternyata si Koetsu ini diterima di departemen proofreading. Sebuah department yang tidak semua orang mengenalnya. Kalau yang familiar dengan dunia penerbitan pasti sudah tahu sih. Jadi ini adalah sebuah departemen yang bertugas mengecek pekerjaan auditor, apakah manuskripnya sudah logis, pengecekan tata bahasa dan penulisan kanji sampai dengan pengecekan fakta2 dari manuskrip tersebut sebelum naik cetak. 

Pada awalnya Koetsu merasa tidak menyukai pekerjaan tersebut dan masih terobsesi untuk bekerja sebagai auditor apalagi adik kelasnya ada yang menjadi auditor di sana. Tapi lama kelamaan Koetsu menjadi seorang proofreader yang hebat dan sangat bisa diandalkan bahkan karena sangat detil beberapa penulis memintanya khusus untuk melakukan proofreading pada manuskrip mereka. 

Apa yang relate dengan pengalaman gue. Yah karena mungkin gue suka menulis, jadi gue senang aja mengikuti kisah yang berhubungan dengan penulis. Karena biasanya yang menjadi proofreader gue adalah orang2 terdekat gue. Dan biasanya kita khusus bertemu untuk membahas manuskrip gue tapi sebelum gue serahkan ke editor. 

Lalu kalau hubungannya dengan pekerjaan gue dulu? Tentu saja ada, seperti konflik antar department. Lalu pihak2 yang biasanya diistimewakan oleh perusahaan dan orang2 back office yang merasa dianaktirikan padahal mereka juga banyak berjasa dalam keberhasilan sebuah transaksi. Yah intinya, untuk menuju ke satu tujuan perusahaan adalah melibatkan banyak orang dari berbagai department. Jadi keberhasilan seorang marketing bukan hanya karena usaha dia semata, tapi ada bagian analis, bagian risk, bagian legal dan bagian operation lainnya yang bertugas di belakang layar. 

Filosofi hidup apa yang bisa gue ambil dari drama ini, kerja keras, mencintai apa yang kita lakukan dan jangan berhenti untuk mewujudkan impian. Klise yah? Hahaha..


Yah Gitu deh drama bulan September. 

Cheers, Dhidie

Monday 19 September 2022

Karyawisata Banget ??! Let's go to National Museum...


 Cita2 banget pengen jalan2 ke musium naik kendaraan umum dari Lebak Bulus. Dan tercapailah akhirnya cita2 itu. Meskipun perjalanannya gak semulus yang dibayangkan karena ada pembangunan MRT tahap 2 di Bundaran HI. Tapi, ternyata memang naik kendaraan umum di Jakarta sekarang ini sudah jauh lebih nyaman dan mudah. 

Let's Go!!

Saking pengennya ke Pameran Aku dan Kain, akhirnya gue dan tetangga gue, niat banget pengin balik lagi ke Musium Nasional alias Musium Gajah. Kita berangkat naik Taksi Online sampai stasiun MRT Lebak Bulus. All the way ke pemberhentian terakhir, Bundara HI. Pas sampai agak bingung karena pintu untuk lanjut naik TransJakarta ditutup. Ternyata karena sedang ada proyek MRT Tahap 2, haltenya di nonaktifkan dan kita harus nunggu bis di depan Plaza Indonesia.

Agak bingung sih. Karena bis semua nampak sama. Tanya sana sini, dan karena gak betah karena mataharinya lumayan panas, akhirnya cus kita nyetop taksi Blue Bird yang lewat. Dasar yah ibu2, rencana tinggal rencana. Dan sampailah kita di Musium Nasional.

Setelah beli tiket, iseng nanya, apakah kita boleh masuk ke Musiumnya juga? Oh, boleh, Bu. Langsung penasaran pengen lihat Musium Gajah, zaman now. And it's quite fun. Jadi pengen ajak anak2 ke sini juga. Karena cukup sepi, yah mungkin karena hari biasa juga. Kita bisa santai keliling2 ngeliatin ada apa sih di musium ini sekarang. Ada teater 3D yang baru, tapi beli tiketnya ternyata harus online, jadi yah gak bisa masuk. Akhirnya kita harus cukup puas dengan melihat2 musiumnya aja. 

Musiumnya sekarang cukup modern kelihatannya. Meskipun belum kaya British Museum yang dibekalin audio guide tapi informasi yang ditampilka dan penataanya cukup okelah menurut gue. Pokoknya jauh dari kesan museum yang gelap dan pengap. Nyaman banget bisa puas keliling2 musium, melihat warisan leluhur bangsa Indonesia, dari mulai arca2,  senjata, alat musik sampai kain dari berbagai daerah di Indonesia. Bikin sadar begitu kayanya kebudayaan di Indonesia. Dan tentu saja gak mudah lho buat mempersatukan beragam suku bangsa di Indonesia ini. 


pemadangan yang cukup breath taking


berbagai wayang

alat musik




Kalau gak inget apa tujuan sebenarnya kita ke sini, mungkin kita udah muter2 lebih lama lagi. Dan satu lagi yang baru dari musium ini, selain monumen Pusaran Air Nyoman Nuarta, ada arsitektur yang bergaya modern yang keren banget.

Arsitektur Modern tempat pameran


Yah, gitu deh, cerita jalan2 ke museumnya. Pulangnya kita tadinya mau mampir ke Sarinah, tapi karena haltenya kelewat akhirnya kita lanjut sampai Blok M untuk makan siang yang terlalu telat di M Bloc. Capek ga? Capek dong, tapi seneng. 

Cheers, Dhidie


Tuesday 13 September 2022

Warisan Nusantara, Jalan2 ke Pameran Kain di Musium

 Besok dresscode-nya pakai kain Wastra yah? Hahh? Apaan tuh Wastra? Bingung kan? Ternyata wastra itu kependekan dari Warisan Nusantara. Artinya kita harus pakai kain tradisional Indonesia. Memangnya ada apa aja sih kain tradisional Indonesia?

i want to stay here forever

Jujurly, gue suka banget sama kain batik dari dulu. Gak tahu kenapa. Kayanya seneng aja lihat corak dan motifnya. Gue sama temen gue malah sempet dagang batik segala di Facebook. Seru kan? Tapi kemudian berdirilah ThamCit yang bikin jadi gampang banget kalau mau cari baju batik. Akhirnya kita berhenti deh jualannya. Tapi seneng sih karena gue juga jadi gampang cari batik. Gue inget sih waktu itu kantor akhirnya ngebolehin kita pakai batik ke kantor setiap hari Jumat. Sampai kemudian setiap tanggal 2 Oktober adalah hari Batik. So excited kan? Ditambah lagi pas ikutan angklung, gue jadi tahu macam-macam kain nusantara, kaya Kain Bali, Tenun NTT, sampai kain batik khas Betawi. Dari yang awalnya cuma tahu Garutan sama kain Motif mega mendung Cirebon aja. 

Pas angklung kemarin di museum Gajah atau Musium Nasional kalau sekarang namanya. Itu bertepatan dengan Eksibision "Aku dan Kain" ada pameran dengan desainer Oscar Lawalata yang memang salah satu Kain Wastra Enthusiast. Karena dia selalu menggunakan kain nusantara sebagai vocal point dari desainnya. Nah, karena pas main angklung gak sempat buat mampir ke pameran, akhirnya gue memutuskan untuk balik lagi khusus buat lihat pameran, then turns out kita jadi jalan2 juga ke musiumnya yang ternyata udah beda jauh dari jaman SD dulu. Ya eyalah tiga puluh tahun yang lalu yah.. Hahaha...

Ada apa aja sih, di pameran "Aku dan Kain" ini ? Sebenarnya untuk kali ini mereka mengangkat tema untuk kain Sumba. Yaitu kain dari Nusa Tenggara Timur. Gue yang gak ngerti2 amat sih sama kain tapi karena gue pencinta batik gue selalu kagum sama semua kain yang dikerjakan secara manual. Karena yah semua yang dikerjakan dengan tangan tidak akan pernah sama. Seperti signature dari setiap tangan yang mengerjakannya. 

Kita masuk ke ruang pameran utamanya, kesannya digital banget interiornya karena memang kayanya dia kolaborasi sama beberapa desainer interior, lighting consultant  dan digital company gitu. Dan bangga sih ada pameran kaya gini di Indonesia dengan harga tiket yang cuma 20rb aja. So proud!

disambut dengan lampu2 peta Indonesia

Dan dimulailah pengalaman yang tak terlupakan. Dengan suasana dengan pencahayaan yang yang lumayan gelap, kita bisa berkeliling melihat display kain2 dari berbagai pelosok nusantara. Kaya gue pengen bacain satu2 keterangannya. Beragam motif dan warna dan tentu saja pasti ada makna dibaliknya. Mendadak ngerasa bangga banget sama Indonesia yang punya keberagaman budaya kaya gini. Dan lebih bangga lagi karena keberagaman itu bisa bersatu menjadi sebuah negara Republik Indonesia. 


Setiap daerah di nusantara seperti punya ke-khas-an dari segi motif, bahan tekstil yang digunakan sampai dengan warna. Dan semuanya cantik2. Ada beberapa kain yang gue bisa tebak darimana asalnya tapi ada banyak juga yang gue baru tahu motifnya pada saat itu. 













Kemudian selanjutnya kita diarahkan ke main focus dari ruang pameran ini yaitu berderet busana dengan desain yang sama namun menggunakan jenis kain yang berbeda. Dan artisitik banget. Suasana yang hening, lighting yang keren, warna-warni dari baju yang terpasang di manekin tanpa kepala, diiringi dengan alunan instrumental yang membuat kita pengen berlama-lama di dalamnya. 

Motif Jumputan in beautiful way

Simply Eclectic

instalasi kain warisan nusantara koleksi desainer Oscar Lawalata

Puas di dalam ruangan, akhirnya kita menuju instalasi kain yang terletak di basemen musium. Dan ini benar2 breath taking karena melihat kain2 digantung sedemikian rupa sehingga membuat pemandangan yang estetik. 

Setelah itu sebenarnya masih ada satu ruang pameran lagi yang terletak di dekat situ. Tapi gue cuma sempat video-in aja. Jadi semacam slideshow dari selebriti dan influencer Indonesia yang mengenakan pakaian desainer Oscar Lawalata. Dan ada virtual fashion shownya juga. 

Yah pokoknya pengalaman hari ini meskipun melelahkan, tapi sangat menyenangkan.

See you...

Cheers, Dhidie









Thursday 8 September 2022

Main Angklung di Musium Nasional

Dulu sih namanya Musium Gajah, karena ada patung gajah di depannya. Tapi sekarang namanya menjadi Musium Nasional atau National Museum. Gimana sih rasanya main angklung di Musium? 



Seperti biasa bersama YKAI kita diajak buat manggung angklung. Kali ini di acara "Aku dan Kain" yaitu  serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan warisan nusantara. Dengan tema kali ini kain tenun NTT atau Nusa Tenggara Timur.

Dan rasanya kaya mau piknik ke musium beneran. Mungkin karena gue suka musium, dan ini main angklung di dalam musium. Dua hal yang gue gak pernah sangka ternyata bisa dilakukan berbarengan. Tapi yah memang gak sempet buat lihat2 musium dan pameran kain-nya sih. Setidaknya feel-nya beda aja. 

Kita naik bis besar ke musium, memang harus berangkat lebih cepat karena meskipun enggak sejauh waktu manggung di kota tua, tapi yah cukup jauh juga kalau dari Lebak Bulus. Seru sih, berasa piknik lagi kaya di Jogja. Tapi yah ini cuma lurus aja dari lebak bulus ke arah Jl Merdeka Selatan. 

Pas turun, langsung excited banget karena berada di Museum. Kita langsung masuk menuju venue, meskipun pengen juga sih belok2 liat musium, tapi mungkin gak hari inilah yah. Kita langsung duduk manis bersiap2 kalau dipanggil. Meskipun yah lagi2 gak bertahan lama, karena gatel pengen foto di sana sini di Musium yang bangunannya cantik ini. Gimana gak cantik, bangunan ini didirikan sejak tahun 1778, bangunan ini awalnya merupakan pusat kebudayaan Batavia. Yah, pantes cantik dan megah. Dan salut sama Pemerintah yang berhasil merawat musium ini sehingga tampak cantik dengan beberapa sentuhan modern. 

Siap2 manggung

Let's Hit it, Ladies.

Foto bareng Desainer Oscar Lawalata


Dan akhirnya, sampailah waktunya manggung. Panggungnya gak terlalu besar sih. Tapi yah, karena udah terbiasa menyesuaikan diri dengan kondisi panggung yang seperti apapun, coba beradaptasi aja. Yang agak mengganggu adalah di depan gue ada hiasan kain yang diletakkan di depan panggung yang bikin gue harus agak geser2 supaya tetap bisa melihat tangan instruktur dengan jelas. 

Alhamdulillah semua lagu bisa kita mainkan dengan lancar. Seperti biasa kita buka dengan lagu Tanah Airku, selain itu kita bawain juga satu lagu dari NTT dan medley lagu2 daerah. Gue sih ngerasa cukup puas, apalagi ditonton sama Pak Menteri dan istri, serta beberapa tokoh NTT dan seorang desainer terkenal. Happy lah pokoknya. 

Foto di depan the iconic "Pusaran Air"


Pas sudah selesai, kita gak sempet ke pameran "Aku dan Kain" karena sudah tutup. Tapi gak apa2 gue berjanji untuk kembali lagi ke sini di lain hari. Sebelum pulang, sambil menunggu bis datang kita sempet foto2 dulu di depan karyanya Nyoman Nuarta yang keren banget. Setelah gue browsing ternyata judulnya "Pusaran Air". Dan itu benar2 breath taking banget kaya pengen berlama-lama ngeliatin patung yang terbuat dari perunggu itu. Samalah kaya kita pengen berlama2 ngeliatin patung karyanya di GWK Bali. 

Alhamdulillah, selalu ada yang baru setiap kali performance angklung. 






Cheers, Dhidie