Nyeberang ke Lampung

 

Dibuka dengan nyalain alarm berkali2 karena takut telat. Dan takut ditinggal!!  Karena udah biasa banget keluarga kecil ini telat dan berujung ditinggal. Jatuhnya malah gak bisa tidur nyenyak karena kebangun2. Padahal sebenarnya kita udah biasa bangun jam tiga pagi. Akhirnya kita lari2 ke meeting point. Literally lari2 karena mau bawa mobil bingung mau parkir dimana dan kalau nge-gocar kaya kepagian. 

Dan dimulailah perjalanan tak terlupakan ini.

Secantik ini pemandangan dari atas kapal

Jadi, kita naik dua bis besar dengan total sekitar 100 orang. Banyak yah ternyata keluarga kita.. Hahaha... Pokoknya kita berusaha aja enjoy di dalam bis, gak ngerti berapa lama perjalanan ke pelabuhan Anyer dan berapa lama kita nanti akan menyeberang di atas kapal. Pokoknya kita membiarkan diri kita mengikuti kemana angin membawa. Sampai akhirnya kita berhenti sebentat di Rest Area di Serang untuk Shalat Subuh dan lanjut menuju pelabuhan. 

Lumayan nyaman sih sebenarnya naik bis besar gini, dulu gue suka bingung kalau ada yang bilang pulang naik bis ke Lampung. Yang gue sering denger yah nyeberang dari Jatim Ke Bali. Ternyata seru juga. Kita kaya ngantri gitu di pelabuhan bersama truk2 besar dan ada juga kendaraan pribadi. Lalu satu persatu masuk dan parkirlah kita di atas kapal. Dapat kapalnya yah untung2an juga sih, bisa bagus bisa biasa aja. Definisi bagus ada eskalator dan ruangan nunggunya rapi kaya kapal yang pertama. Dan kapal yang kedua waktu pulang kita harus naik tangga cukup tinggi untuk mencapai ruang tunggunya. 

Di atas kapal lumayan excited buat foto2 dengan view selat sunda. Kemudian mantengin karena kepengen lihat anak gunung Krakatau yang katanya bakal kita lewati, but maybe we missed it. Kapalnya sendiri juga cukup bagus sih kalau menurut gue yang cuma punya pengalaman nyeberang ke pulau seribu, ke pulau Samosir dan ke Makau. Di dalam kapal ada beberapa ruangan untuk nunggu, ada yang kaya living room gitu, ada yang seperti kapal penyeberangan pada umumnya dan ada yang lesehan bisa buat tidur segala. Dan kita di-charge 15rb per kepala kalau mau nunggu di situ. Tapi kalau nunggunya di tempat umum kaya di depan kantin atau di geladak kapal (eh bener kan yah harusnya namanya geladak) itu gratis. Dan ternyata saking ngantuknya bisa juga tidur di situ, tapi harus agak2 aware sama barang bawaan aja. Yang penting ada kantin yang jual kopi, minuman ringan dan popmie!

Kemudian setelah beberapa jam di kapal. Maafkan informasi yang sangat tidak detil ini karena pada hari itu entah kenapa gue males banget menghitung-hitung waktu. Kita sampai juga di Pulau Sumatera. Amazing kan? Buat gue keren banget sih. Terus kita balik ke bis lagi dan melanjutkan perjalanan sekitar satu jam menuju tempat kita bakal bersantai di pantai. Gak percaya aja dalam hitungan jam tanpa berada di udara kita sudah tiba dengan selamat di pulau lain. Pemandangan yang gue ingat yang serba hijau naik turun dan ada beberapa lambang Provinsi Lampung yaitu Siger. Dan sampailah kita di Grand Elty Krakatatoa Resort yang masuk ke Kabupaten Lampung Selatan. Resortnya lumayan besar yang pasti pantainya cantik banget. 

Dan acara silaturahminya berjalan di sini sampai menjelang sore, puas deh lihat pantai.

The Art of Doing Nothing

Bisa Sewa sepeda di sini

Masih banyak kerang2nya di pantai

Instagramable banget kan ayunannya

Pantai yang cantik

Dari pantai kita menuju hotel tempat kita menginap di tengah kota Lampung, tepatnya di sebelah balai kota dan ternyata dekat alun2 dan mesjid Agung. Hotelnya kayanya lumayan "legend" dari penampakannya sudah cukup berumur. Tapi karena strategis jadi yang lumayan bisa menampung dua bis besar.

Pagi harinya kita jalan2 sekitar hotel. Bingung mau sarapan apa, karena kita gak tahu makanan khas Lampung. Akhirnya kita menemukan penjual nasi uduk yang ternyata orang Jawa. Dia bilang sejak ada jalan tol orang Palembang banyak yang menghabiskan akhir pekan buat ke pantai2 di Lampung. Seru ya? Cuma yah kotanya sih menurut gue lumayan sepi dan sama sekali gak hingar bingar kaya kota2 di Jawa, meskipun ada juga junk food franchise dan bisa GoFood. Tapi akhirnya sebelum pulang kita makan juga ikan di restoran Pindang Meranjat Riu di Pangeran Antasari. Meskipun makanannya keluar agak lama, karena mungkin rombongan, tapi worth the wait sih karena emang enak.

Sup Ikan Baung

Watching Sunset on the way home

Gitu deh pengalaman ke Lampungnya, lebih ke yah.. pengalaman aja nyeberang Selat Sunda. Tapi ternyata kalau cuma semalam capek juga, dan memang lebih baik menginap di hotel yang ada pantainya biar puas main2 di pantai. Yang kece sih pulangnya karena kita bisa lihat sunset dari atas kapal. Udah sih gitu aja. 

Cheers, Dhidie

Tentram Di Tentrem

 Pas denger mau menggung di Jogja, whoa.. I'm so excited. Pas tahu salah satu venue di Hotel Tentrem? I'm super excited!!

Jujur, hotel ini jadi salah satu bucket list gue. Selain Plataran. Tapi dasar ya, selama mind set gue tetep backpacker-an dan gue lebih milih hotel yang terlihat estetik dibanding hotel mewah, mungkin menginap di hotel bakal terwujud entah berapa tahun lagi. 

pura-pura lagi nongkrong di warung

Hotel yang merupakan milik keluarga produsen jamu terbesar di Indonesia, Sido Muncul ini memang benar2 tenteram rasanya. Berasa wong sugih dari awal kita sampai. Hahaha.... Yah, di Jakarta juga banyak hotel mewah sih kaya Ritz Carlton, Mulia, Marriot, Westin, dan lain2. Tapi ada hotel mewah di Jogja tuh yah beda aja. 

Begitu masuk aja kita langsung bisa melihat lobby hotel yang sungguh besar dan mewah. Kemudian bis kita langsung menuju ke Ballroom alias Tentrem 3, tempat kita bakal manggung. Dan ballroom ini juga luar biasa mewahnya. Lagi2, I'm excited. 

Karpetnya aja pake Logonya

Di sini tempat kita bakalan flashmob angklung

Calon Panggung

Yah, kemudian kita baru punya kesempatan ke hotelnya ketika kita mau lihat lukisan2 yang dipamerin di sana dalam rangkan Fund Rising anak2 penyintas kanker. Jadi kita naik lift gitu dari ballroom, kemudian kita menyusuri semacam Sky Bridge di PIM (hahaha..PIM banget yah contohnya) untuk kemudian muncul di lobby Hotel Tentrem. 

Sepanjang SkyBridge, banyak foto2 musisi yang sudah pernah manggung di Tentrem, ada Kenny G, Iskandar Widjaja (of course), Rosa, dan banyaklah pokoknya. Sayangnya gue gak sempet foto yah, cuma bikin video aja. Lalu Kita muncul di tempat pameran lukisan diadakan. 

Foto sama salah satu lukisan yang dilelang

Nah, ternyata di sini juga ada semacam toko/galerinya gitu. Ada di jual batik, terus ada becak juga, terus ada kaya warung yang isinya produk-produknya Sido Muncul. Seru sih, meskipun udah capek, kalau cewek yah lihat toko, langsung seger lagi...

Malam semakin larut, dan berakhirlah malam pertunjukan kita di Hotel Tentrem. Mungkin suatu hari nanti bisa kembali lagi ke sini, di kesempatan yang berbeda.

Menunggu bis di Lobby Tentrem

Cheers, Dhidie

Makan apa yah di Jogja??

 Kalau pergi ke suatu kota pasti yang dicari makanan khasnya. Iya enggak? Kecuali kalau udah mentok yah ordernya KFC...hahaha.... Kalau ke Jogja yang kebayang nomor satu pasti Gudeg yang kedua Pecel dan yang ketiga.... Gelato!! Sebelum berangkat sih niatnya pengen ke sana ke mari. Apa daya karena tujuan utama adalah pertunjukan angklung, jadi diturunkan sedikit ekspektasinya menuju yang penting-penting aja.

Bingung gak milihnya?

Kalau makan gudeg Yu Djum, udah pasti dong kesampean bahkan bungkus buat dibawa pulang. Terus kita sempet ditraktir gudeg juga di Hotel Indies Heritage. Terus kalau Bakpia buat oleh2 juga segala macam bakpia, dari yang tradisional sampai yang fusion kaya Bakpia Tugu dan Joewara Satoe. Eh ternyata si Joewara Satoe ini enak lho. 

Pas hari pertama ternyata habis keliling2 belanja batik, kita sempet makan siang di Warung Bu Ageng yang ternyata masih di sekitar hotel, dan ternyata punyanya seniman Butet Kertaradjasa. Suka sih sama vibes nya terutama interiornya. Jadi, pas masuk di sebelah kiri kita ada kitchen cuma ada bukaannya gitu kaya warung kopi. terus ke kiri langsung dining area-nya gitu. Enak ga makanannya? Wah enak banget sih kalau menurut gue. Kita pesen menu yang sepaket-sepaket gitu. Gue pesen yang isinya ada paru ungkep bumbu ketumbar, ikan asin,  terus yang penting ada minuman sarsaparila cap badak kaya jaman dulu banget. Gak tau deh sedulu apa? Hahaha

Kemudian satu hal yang gak pernah terpikir oleh gue adalah makan di Ayam Goreng Suharti di Jogja. Keren gak tuh? Hahahaha... Jadi ternyata gue baru tahu sebenarnya kalau ayam goreng Ny Suharti itu memang berasal dari Jogja sejak tahun 1972. Dan kita ke store-nya yang besar, gue gak tau sih apakah itu emang store pertamanya atau bukan. Tapi yang pasti banyak banget foto2 orang terkenal di situ. Seru kan?

Gak bisa lihat kaca dikit yah..

kenapa rasanya lebih enak yah?

Terus yang agak beda lagi, kita makan di satu rumah makan baru namanya Pawon Mbah Poer yang letaknya ke arah Bantul. Nah lho, sebelah mana tuh? Googling aja yah, karena jujur gue ketiduran sepanjang perjalanan. Makanannya enak dan murah banget. Terus kita dikasih pemandangan sawah yang cantik. Makannya bisa di kaya saung2 gitu, bisa juga duduk di meja makan. Kapasitasnya gak terlalu banyak sih yang pasti kita sekitar 40 orang cukup di situ. Habis makan bisa foto2 dengan view sawah. Karena gue masih jetlag bangun tidur jadi gak banyak foto2 sih, cuma menikmati kelucuan yang terjadi karena pelayan yang panik tiba2 kedatangan bis besar... hahaha...

Prasmanan di Pawon Mbah Poer

The Best sih ini

makannya sambil lihat sawah

Terus gak makan bakmi jogja? Yah makan dong, tapi GoFood dalam rangka di suatu malam kita kelaparan dan GoFood to the rescue. Bakmi Kadin 2 judulnya, tapi entahlah apakah ini Bakmi Kadin yang sebenarnya atau Bakmi Kadin WannaBe. Yang penting perut kenyang.

Senengnya kalau pergi gak nentuin itinerary sendiri adalah banyak kejutan2 yang menyenangkan.

Cheers, Dhidie

Strolling Around Prawirotaman

 Sejak bangun pagi pertama kali di kota ini, rasanya pengen langsung jalan2 aja lho keliling Prawirotaman, karena pengen beli gelato dan pengen lihat cafe-cafe yang banyak di sekitarnya. Tapi karena belum pertunjukan dan harus saving energy, terpaksa meredam keinginan. Dan jalan2 kakinya baru kesampean besoknya. 

sekarang ada grafiti2 gitu di gang di Jalan Prawirotaman

Nah, besoknya baru deh gue bisa jalan pagi. Jalanan ini masih sama kaya dulu, gue agak sedikit lost orientasi sih, jadi sempet nyasar. Dan ternyata di daerah Prawirotaman ini ada Makam KH Ahmad Dahlan. Gue gak ke situ tapi pas nyasar gue jadi baru ngeh kalau ini adalah daerah asal muasal perguruan Muhammadiyah. Karena takut tambah nyasar dan gue gak bisa bahasa Jawa akhirnya gue puter balik ke arah gue masuk tadi dan sampailah gue ke jalan yang benar. Gue mulai menemukan GreenHost hotel dan hotel2 lain yang lucu2 kemudian berujung di pasar Prawirotaman yang besar dan ternyata ada travelator di dalamnya. Dan yang paling penting akhirnya gue menemukan mbak2 penjual pecel di depan jalan menuju hotel.

Mural dan Becak yang masih sama

Simply Aesthetic

Kucing Jogja

Besoknya kita jalan2 lagi kali ini beneran masuk ke pasar, tapi karena gak menemukan makanan yang khas dan si tukang pecel ternyata gak jualan di hari Senin. Kita berakhir makan soto ayam yang lumayan enak  di deket hotel. Eh tapi gue mencoba sesuatu yang baru dari pasar ini, namanya Mie Pentil, harganya 2000 sebungkus. Terbuat dari tepung tapioka? Entahlah tapi lucu aja rasanya.

Mie Pentil - dibaca seperti yang di sepeda :)

Siangnya, baru deh kita mampir ke Tempo Gelato, yang ternyata sudah pindah ke seberangnya ke tempat yang lebih besar. Masih sama enaknya dan sama murahnya. Habis kenyang makan es krim kita lanjut menyusuri Jalan Prawirotaman, foto2 di gang yang ada muralnya dan ada banyak tulisan2 lucu di pinggir jalan. Sempet masuk ke Lemari Lila meskipun gue gak belanja karena kurang Hijab friendly baju2nya. Tapi interiornya lagi2 bikin gue jatuh cinta.

Kemudian kita jalan kaki lumayan jauh ke Jalan Tirtodipuran karena penasaran sama restoran Mediterranea By Kamil. Siapakah Chef Kamil ini? Ternyata dia adalah seorang chef yang nama aslinya Camille yang datang ke Indonesia untuk memperkenalkan masakan Perancis dan Mediterania di Indonesia. Dan Gue sedikit menyesal gak nyobain makan di sini karena kondisi yang udah capek banget dan udah kekenyangan juga. Restorannya kecil tapi apik dan ada mini mart barang2 organik dan mereka jual roti gandum dengan harga 20rb doang padahal kalau di Jakarta bisa dibadrol 60rb. Dan lagi2 karena gue udah terlalu lelah, ngopi dan beli roti pun udah gak kepikiran...Tapi, jadi ada yang di simpan buat next trip kan?

Selalu menyenangkan mampir di Tempo Gelato

Tanpa sadar pesen yang sama gelato rasa Kemangi

mampir doang di lemari Lila

Bakery di Mediterranea

Lain kali harus makan di sini

So sad, akhirnya harus ninggalin Jogjakarta dan kembali ke Jakarta. Meskipun bisa dihitung dengan jari seberapa sering gue ke Jogja, tapi Jogja memang selalu punya cerita buat gue. Semoga semua ceritanya akan menjadi kenangan yang indah. See you soon in Jogja, perhaps?!

Cheers, Dhidie