Featured post

Friday 18 February 2022

Akhirnya Nulis Lagi

Sampai gak kerasa ternyata udah di pertengahan February aja. Time Flies in 2022. Cuma nge-blog satu tulisan aja di Januari 2022. Sebenernya gue sibuk ngapain ya? Gak ngapa2in juga sih. Cuma karena si omicron ini mendadak bikin semua kegiatan terpusat di rumah lagi dan "me time" gue jadi berkurang... ahahahaha...

Tapi bukan berarti gue gak nulis sepanjang 2021, karena sebenarnya masih ada cerita2 gue yang gue posting di platform menulis online. Di bulan Desember gue diajakin sama teman yang sama2 penulis buat nulis bareng, bahasa kerennya sih NuBar, keren dari sebelah mana yah? :) Ikutan proyek buat buku antologi gitu. Apaan sih antologi?

antologi/an·to·lo·gi/ n kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang: sebuah -- sajak perjuangan bangsa Indonesia telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris

Nah, itu artinya antologi. Jadi gue gabung sama beberapa penulis untuk masing2 nyumbang dua tulisan yang nantinya akan dibukukan. Project-nya sendiri adalah salah satu publisher yang aktif secara online. Yah, seperti kalau nerima orderan baking, gue gak pernah nolak dong. Jadi ajakan menulis ini gue langsung terima aja.  Lagipula udah lama ga men-challenge diri sendiri dan bersiap untuk dikritisi oleh orang lain.. hahaha... butuh tantangan banget anaknya. 

Apa sih yang menarik dari project kali ini?

Perlu gue jabarin satu-satu gak? Terserahlah kan ini blog punya sendiri..:)

Pertama, genre yang ditawarin adalah cerita2 menakutkan. Bukan selalu horror juga sih tapi sesuatu yang di luar batas nalar manusia. Dan gue adalah penulis novel romance. Yang romantis2, yang mellow2, that's my specialty. Jadi sempet agak nyesel juga pas udah kecemplung, pengen nyerah aja tapi kok kaya cemen banget yah. Yah sudahlah akhirnya setelah hampir satu minggu mengumpulkan keberanian sambil mereka-reka cerita macam apa yang akan gue tulis, akhirnya gue berhasil menyelesaikan satu cerita. Ceritanya gak terlalu serem tapi yah cukup bikin bergidik juga kalau dibayangin. 

Kedua, gue adalah penulis novel. Setelah beberapa kali nulis novel rasanya kemampuan gue dalam membuat cerpen kok mendadak menghilang. Karena di novel, kita terbiasa untuk berpanjang-panjang kata. Bercerita dengan detil dan menceritakan banyak hal secara bersamaan. Terbiasa membagi satu premis menjadi beberapa bab dan mengatur cerita agak terbangun dalam beberapa bab. Sementara kali ini gue dipaksa untuk bercerita dalam 300 kata. Dan ternyata jadi tantangan juga buat gue. Solusinya gue tetap menulis semengalirnya saja kemudian gue baca lagi dan gue hilangkan sekaligus gue beri penekanan di bagian2 tertentu agar pesan cerita tetap tersampaikan. 

Ketiga, gue dipaksa untuk membuat ending yang tragis. Untuk penulis novel romance yang selalu ingin berakhir dengan happy ending ini susah banget sih. Terutama karena gue benci ending yang tidak bahagia. Hidup ini sudah cukup sulit, Bung. Masa kita harus menawarkan akhir yang menyedihkan juga. Tapi akhirnya gue berhasil keluar dari kebiasan gue.

Keempat, gue jadi belajar menerima masukan. Biasanya gue cuma pakai editor yang membenarkan kata-kata saja tapi alur cerita tidak dirubah. Gue jadi belajar untuk membuat alur cerita yang lebih enak dibaca dan yang pasti menerima kalau gue masih harus banyak belajar. 

Kelima, akhirnya gue punya buku lagi... Hahaha....

Yah gitu deh, akhirnya bukunya tercetak juga. Gue gak perlu pusing2 dengan sampul dan layout. Untuk sampul kita diminta voting cover mana yang mau kita pakai sedangkan untuk edit dan typo kita periksa cerita kita masing2 dan diinfokan apabila masih ada typo. 

Overall pengalaman nulis bareng bikin antologi akhirnya membuka jalan gue untuk berkomunikasi dengan komunitas yang memang satu frekuensi. Sama2 panik ketika mendekati deadline, sama2 memilih sampul buku, sama2 berusaha mencari pembeli dan sama2 senang ketika bukunya sudah tercetak dengan selamat. 

Dan yang pasti, gue jadi ketagihan ikut project nulis bareng. Dan yang gue ikuti rata2 di luar comfort zone gue kaya bikin dongeng anak dan bikin memoar. Gue juga lagi ada project menulis novel dalam 30 hari. Untuk yang ini gue kembali ke genre lama gue, novel romantis with a happy ending.  Berharap mudah2an gak ada kendala dan tahun ini gue bisa punya novel karya sendiri lagi. 

It's good to be back!

Cheers, Dhidie