Featured post

Tuesday 18 February 2020

Pakai Hanbok 4 Jam di Musim Dingin

Gimana sih rasanya jadi cewek Korea jaman dulu yang seharian harus pakai Hanbok kemana-mana. Ribet ga yah ? 
Akhirnya kita nyobain juga rasanya pakai Hanbok, padahal cuma empat jam tapi...
Ternyata seru juga...



Bangun dengan pemandangan keren gini di balik jendela apartment, seru banget kan ? meskipun agak foggy gitu karena memang kita ke sana pas Seoul lagi kena small dust gitu.  But it's still awesome, isn't it ?

my morning view

Hari ini adalah hari media kita akan menjelajah Seoul dan jadwalnya kita akan nyewa hanbok yaitu baju asli Korea dan barfoto di Gyeongbokgung Palace. Ngebayangin colorfulnya baju yang kita sewa, kok rasanya udah ga sabar. Let's hit the road. 

Kita langsung menuju daerah Bukchon naik subway, gue lupa banget sih berhenti di station apa. Tapi kita langsung muncul di daerah Bukchon , daerahnya tuh peace and quite banget, Mungkin Karena daerah sekitar istana yah.  Dan di sana langsung banyak banget berjajar tempat penyewaan hanbok. Agak bingung juga sih mau pilih yang mana, akhirnya dengan berpedoman pada Klook kita ke satu penyewaan yang namanya Oneday Hanbok. And you know, kayanya ini memang tempat favorit karena hampir semua bajunya sudah disewa sama orang. Baik, akhirnya kita mencari satu tempat lagi yang kebetulan kasih diskon lumayan besar dengan voucher dari Klook yang namanya Hanboknam. 


Bukchon Village

Lumayan mahal yah ?
Hanboknam Outlet

Catat Sosmednya biar ga lupa
Meskipun letaknya agak tersembunyi tapi cukup cozy juga. Untungnya masih belum terlalu ramai. Jadi habis bayar, kita dikasih kunci loker buat simpan semua tas dan bawaan kita karena kita ga boleh bawa apa-apa ke dressing area. Mungkin untuk mencegah kehilangan juga Karena ternyata suasananya memang seheboh itu. Kemudian kita Masuk ke dressing areanya bergantian setelah rombongan yang lain selesai pakai baju. Bisa dimaklumi sih karena dressing areanya tuh ga terlalu luas jadi ga mungkin memuat banyak orang juga sih. 

Dan ternyata milih hanbok tuh ga sesimpel itu. Jadi beda harganya antara yang biasa sama yang mewah gitu. Yang mewah tuh bahannya terlihat lebih mahal dan banyak semacam bordiran-bordiran berwarna keemasan. Kita sih pilih yang biasa aja. Karena menurut gue yang biasa justru warna-warninya lebih variatif. 

Jadi satu set hanbok itu terdiri dari rok yang sebenarnya modelnya kaya overall gitu jadi ga bakal melorot, terus atasan semacam bolero atau cropped top gitu plus daleman rok yang terbuat dari kasa Kaku yang bikin roknya jadi mengembang-ngembang cantik gitu. Dan gue pilih perpaduan biru dan pink karena gue pas pake jilbab biru. Untuk aksesorisnya kita bisa pilih jepit atau bando atau Kalau Mau di hair do kaya orang-orang Korea juga bisa tapi nambah lagi. Bisa juga sewa aksesoris lain seperti tas ceci buat simpan dompet dan ponsel. Pokoknya hebohlah. 

Akhirnya setelah mix and match dengan seksama kita berhasil keluar juga untuk Bertalan menuju gyeongbokgung palace untuk menghabiskan jatah sewa empat jam kita. Kita definitely taruh semua barang di loker, cuma modal ponsel dan power bank. Terus kita dikasih tau harus jam berapa balik lagi ke situ. 


bingung kan milihnya ?

Cantik-cantik semua

my view
Siap jadi princess Korea
Gimana rasanya jadi princess Korea ?


Cheers,
Dhidie

Sunday 16 February 2020

I Seoul You

Excited ? Pasti!!
Tapi ada sedih juga sih, karena berarti perjalanan kita akan segera berakhir.
Let's enjoy Korea till it lasts....



my neighbour, Charles.


Dan kita benar-benar harus berangkat habis Subuh, karena flight yang pagi banget (atau terlalu pagi ?). Tapi untungnya kita diorderin mobil ke Bandara, Karena kita sangat yakin ga bakalan punya tenaga untuk geret2 koper ke bandara naik train dengan kondisi mata masih sepet. Baik banget si manager hotel itu untuk arrange kendaraan buat kita. Meskipun rada mahal, tapi no problemlah, Karena kita efektif tidur itu cuma sekitar 3 jam berhubung masih harus packing. Dan seperti biasa, kalau ada jadwal pagi, gue malah susah banget buat tidur karena takut bablas. Bisa beda lagi nanti jalan ceritanya. 

Dan gue ga inget gimana kita bisa sampai di bandara Gimhae di Busan, Karena semua langsung tertidur pulas di dalam mobil yang nyaman itu. Kemudian lanjut pontang-panting mencari gate dengan segala kekuatan yang kita miliki untuk akhirnya duduk manis di pesawat. Again, gue ga inget lagi tentang penerbangan ke Seoul Karena kita sukses tertidur pulas di perjalanan yang cuma sekitar 55 menit itu. 

Pas sampai di Gimpo untungnya kita masih inget gimana caranya naik subway dan akhirnya langsung menuju apartment tempat kita akan menghabiskan lima malam terakhir di South Korea. Apartmentnya ga terlalu susah dicari, lokasinya di dekat station Dongmyo kalau ga salah, dan lokasinya di daerah Sadang Dong. Pas kita berhenti subway, meskipun sempat nyasar, ternyata ada lift yang langsung muncul di depan gedung apartemen. Pas lihat sekitarnya oke banget sih banyak tempat makan dan ada supermarket plus Daiso. Amanlah acara masak Memasak kita buat lima hari ke depan. 

Kita kebetulan datang lebih cepat, untungnya boleh Masuk ke apartment, meskipun diwanti-wanti sama ownernya kalau kondisi apartment masih kotor belum dibersihin bekas tamu sebelumnya. Kita bilang kita cuma mau simpan koper aja, dan kita juga masih Berasa zombie Karena kurang tidur. So, we don't mind at all. 

Dan apartmentnya benar-benar nyaman. Meskipun gedungnya sudah agak tua dan bukan yang mewah gitu feel-nya, tapi Berasa Korea banget. Kaya di Drakor yang kamu harus masukin password gitu di alarm di depan pintu yang terus pintunya bunyi gitu tanda sudah kebuka. Norak banget ga sih gue. Unitnya sendiri cukup luas, yang pasti lebih luas dibanding hotel kita di Jeju dan Busan. Begitu masuk seperti biasa kita harus buka sepatu, di sebelah kiri ada pantry dan kamar mandi. Kemudian di mainroomnya ada dua bed ukuran queen, satu sofa, meja makan dan TV plus.... ada wifi yang bisa kita bawa juga buat di jalan. 

Tadinya kita pengen langsung istirahat gitu, tapi Karena onni yang bersihin apartment sudah datang, kita langsung cabut lagi dengan tujuan DDP alias Dongdaemun Design Plaza sesuai dengan itinerary kita. Berhubung malas mikir, akhirnya kita naik taksi aja dari depan apartment. Sesampainya di sana, cukup tercengang dengan bangunan yang memang keren banget. Pokoknya lebih keren dari foto-fotonya. DDP ini dibangun dari tahun 2009 dan baru diresmikan di tahun 2014. Bangunan ini merupakan salah satu landmark dari Seoul yang didesain oleh seorang arsitek Irak berkebangsaan Inggris. Pertama kali lihat bangunan ini, gue langsung ingat bokap yang punya kecintaan yang sama terhadap karya seni arsitektur seperti gue. 






Di dalam bangunan ini sebenarnya ga banyak yang bisa dilihat kecuali desain interiornya yang sangat modern dan jadi tempat perusahaan indie yang punya produk yang luar biasa kreatifnya termasuk produk fashion. Tapi di sisi luarnya ada taman yang kece banget yang kayanya siap di-eksplore banget. Tapi ga sekarang, karena rasanya kita terlalu capek dan ngantuk dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke apartemen. Daripada nyasar juga gara-gara ga fokus. Dan benar saja, setelah mandi dan makan kita tidur pulas sampai sore menjelang. 


Sekeren ini DDP di malam hari
The Famous Tunnel

DDP LED Rose Garden
Kita pikir ini terowongan Goblin

Habis Maghrib, kita keluar juga deh akhirnya. Niatnya cuma mau jalan-jalan di sekitar apartement. Tapi ternyata, apartment kita itu letaknya udah lumayan di pusat kota. Deket daerah yang namanya Dongmyo yang terkenal dengan flea marketnya, terus kalau kita nyusurin jalan kita akhirnya sampai juga di daerah dongdaemun. 






Ketemu koper yang Katanya ada di reality show terminal Korsel, " My Neighbour, Charles" rasanya happy banget. Dan ternyata sampai menuju ke DDP lagi, kita ketemu banyak spot yang kece-kece. Meskipun menggigil, sesi foto tetap jalan terus dong. Jalan lebih jauh, kita juga ketemu sungai yang happening itu, Cheonggyecheon, cuma karena waktu itu sudah lumayan larut, atau memang karena bukan malam libur, jadi suasananya sepi banget. Kita juga ngelewatin pusat fashion yang terbesar di Seoul, pengin masuk tapi takut belanja padahal masih ada beberapa toko yang buka. Inget koper yang udah berat bangetttt.  Akhirnya yang Gue perhatiin justru kegiatan pengiriman barang yang terjadi di sekitaran shopping centernya, kehidupan online shop di Seoul ini Katanya 24 jam. Jadi sampai ada beberapa jasa kurir yang buka tenda dan melayani bertumpuk-tumpuk paket. This is what we called e-commerce. Amazing.


Alhamdulillah tercapai cita-citanya :D


Akhirnya kita sampai juga di DDP yang sama breath-takingnya di malam hari. Bahkan lebih.  Rasanya gue ga pengin pulang ke hotel dan melewatkan malam sambil melamun di sana. Lampu-lampu di sana bikin pemandangannya tambah keren. Dan tercapai cita-cita gue untuk foto di DDP LED rose garden. Itu kaya taman dengan hamparan bunga mawar yang terbuat dari lampu LED. These people are awesome. Ga kerbs hari semakin malam dan kita harus pulang karena besok masih banyak rangkaian itinerary yang menanti kita. 


me and my happy face ketemu jajanan Korea


Beruntungnya kita ngelewatin satu tenda jajanan Korea yang isinya lengkap banget. Mulai dari toppokki sampai mochi, yang ada kita sibuk jajan sampai akhirnya balik lagi ke apartment. 












Hari pertama di Seoul aja sudah se-happy ini. 
Besok kita mau ngapain lagi yah ?

Cheers,
Dhidie















Monday 10 February 2020

Jajan Seafood di BIFF

Ga mau langsung pulang ke hotel,
kita akhirnya memutuskan untuk mampir dulu buat makan malam di Busan International Film Festival. Kok makan di festival film ?


Meskipun menggigil kedinginan dan rasanya kita sudah kelelahan banget kita tetap ga mau mengakhiri malam terakhir di Busan begitu saja. Rasanya terlalu sayang kalau kita cuma balik ke hotel dan tidur untuk kemudian berangkat ke Airport besok Subuh. 

Jadi menuju pulang ke hotel, kita ceritanya mau cari makan dulu di area Busan International Film Festival. Sebenarnya lokasinya ga jauh dari hotel kita dan Lotte Shopping Avenue yang tadi siang kita lewatin, letaknya juga persis di seberang pasar tempat kita makan kumarin malam. Jadi ga salah dong kalau kita mampir dulu sebelum balik ke hotel ?


Begitu sampai, kita langsung excited banget ngeliat lokasi yang setiap setahun sekali jadi tempat ajang festival film international yang lumayan bergengsi. Kebayang kan ? minimal aktris dan aktor Korea pernah jalan hilir mudik di sekitar sini. Suasananya sih sebenarnya hampir sama kaya shopping center lainnya di Korea hanya saja dihiasi dengan cetakan tangan aktris dan aktor di jalan. Yah cuma pas kita ke sana yah ga ada apa-apa sih. Hehehe...

Lainnya yang bikin excited adalah banyak banget Korean Street Food di Sini. Kayanya pengin nyobain semuanya. Akhirnya kita cobain dikit-dikit buat dimakan berempat. Ada sate ayam yang Panjang banget, terus ada ubi goreng, kenapa yah semuanya enak-enak gini.

Gorengan, anyone?


berasa di Drakor yah ?

Cuma ubi goreng tapi enak.

tempting banget kan ? Ga berani coba sosisnya..

Enak banget ini sate ayamnya.


Pas kita ngelewatin tenda-tenda ala Drakor gitu kita akhirnya memutuskan untuk nyobain seafood Busan yang bikin penasaran sejak di Pasar Ikan Jalgaachi kemarin. Akhirnya kita mampir ke salah satu tenda seafood yang cukup sepi, pemiliknya seorang ibu2 Korea gitu. Yah eyalah masa ibu2 Jepang. Si Onnie ini sangat ramah dan suka nyanyi jadi dia masak sambil nyanyi2 gitu. Sayang videonya udah ga ada. Pokoknya seru banget. Dan kita kalap pengin nyobain semua, apalagi udah ketemu nasi juga, makin lahap kan makannya. Kita order ikan, cumi, gurita terus ada disajikan juga jeruk kecil2 biar ga amis kali yah. Dan yang penting semua dimasak fresh, seafood Jimbaran sih lewatlah. 

pengin semuanya....

Fresh banget kan ?

Biar ga amis....

Ga kerasa hari semakin malam dan kita harus balik ke hotel. Padahal lagi seru banget ngobrol sama onnie dan dua orang pelaut yang ternyata kapalnya sering mampir di Surabaya. Dia bisa Bahasa Indonesia dan Inggris sedikit-sedikit cuma kebanyakan ketawanya karena kadang dia bingung mau ngomong apa. Ini sebenarnya yang berbeda dari Busan dibandingkan Jeju kemarin. Orangnya ramah-ramah dan tidak menganggap kita orang asing. 

baby octopusnya enak bangettt

kamsahamnida




Dan sebelum balik ke hotel masih sempat nyangkut dulu di Starbucks Karena masih penasaran sama tumblernya. Besok jam lima pagi kita harus udah pergi lagi nih ke Airport. Till we meet again Busan, never get enough of you...




Cheers,
Dhidie