Featured post

Thursday, 26 June 2025

Ibu Indri Pamit

 Kok Juni rasanya cepat banget yahhhh... Padahal kemarin Bulan Mei kaya berjalan super lambat, yah kan? Apa aja sebenarnya yang terjadi di Bulan Juni sampai kaya berlalunya cepat banget. 



Selain shooting dan performance angklung dan proses edit mengedit yang sungguh melelahkan, ada berita sedih yang sebenarnya udah gue ikhlaskan dari sebelum gue mendapatkan kabar resminya. Ibu Indri udah ga jadi guru ekskul di SD lagi. 

Tapi ternyata meskipun udah bisa ketebak kok sedih juga yah, kaya patah hati lagi gitu. Kaya kok gue masih pengen bikin memori masih pengen ketemu anak2 Klub Menulis lagi, cuma ternyata fase Ibu Indri sebagai guru SD sudah selesai. Waktunya untuk melanjutkan hidup dan berkarya lagi mungkin di menulis mungkin juga di bidang yang lain yang gue belum tahu apa.





Sejak bulan Agustus tahun 2024, gue mendadak di whatsapp sama teman lama, yang sebenarnya temannya teman gue yang kemudian menikah sama senior kuliah yang sama2 jadi asisten komputer di jaman kuliah dulu. Nah, bingung kan. Intinya temen guelah.. hahaha... Dia nanya," Dhi, lo mau ngajar ekskul menulis anak SD ga?" Gue waktu itu agak bingung yah. Mengajar menulis, oke, gue pernah bikin workshop menulis beberapa kali. Tapi bagian anak SDnya yang sedikit bikin gue ragu. Gue waktu itu cuma nanya," Kelas berapa?" Ternyata untuk murid SD dengan range umur kelas  sampai kelas 6. Okay, gue pernah ada peserta workshop juga yang kelas enam SD dan ternyata kemampuan menulisnya luar biasa. Jadi, asumsi gue, gue akan mengajar anak2 dengan kemampuan menulis yang sama. Dan ga boleh diremehkan dong. Akhirnya gue iya-in offering itu. 

Agak aneh, ketika gue harus kirim CV, yang biasanya penuh dengan pengalaman kerja gue yang ini dan itu, kali itu gue harus menjual kebisaan gue dalam menulis dong. Jadi gue cuma bikin bookography gue, semacam biografi menulis gue, sama beberapa pengalaman gue bikin workshop menulis. Yang gue lupa gue ga masukin training2 jadi penulis gue. Kaya sama Ayu Utami dan beberapa penulis senior lain. Nah, jadi inget kan kalau gue harus masukin itu sekarang. 

Pertama kali Ngajar, Sep 2024


Setelah CV gue kirim, gue interview, dan Alhamdulillah lolos. Tanda tangan PKWT dan gue akan resmi mengajar di sebuah SD di kawasan Pondok Labu. Excited dan nervous, karena ternyata gue kemudian harus bikin semacam kurikulumnya juga. Untungnya mereka sudah buat draftnya dan gue tinggal sesuainya sama materi apa yang mau gue sampaikan yang bisa menyampaikan materi tersebut supaya bisa dipahami sama anak SD.

Pengalaman mengajar pertama kali, super nervous. Pertama kali ada delapan anak perempuan yang menatap gue ketika gue presentasi. Dan beratnya karena gue menggantikan guru yang sudah mengajar beberapa kali dan gaya mengajarnya memang kaya untuk anak SD, sementara gaya ngajar gue yang kaya ngasih training di kantoran.. hahaha... No wonder mereka kaya ga terlalu happy di hari pertama itu.

Tapi, gue happy, karena anak2 ini memang kreatif dengan caranya masing2. Kadang2 gemes karena menurut gue ada hal2 basic yang harusnya mereka sudah pelajari di Pelajaran Bahasa Indonesia, tapi ternyata mereka tahu. Jadi gue menurunkan ekspektasi gue dan menyesuaikan materi supaya bener2 tersampaikan. Yang paling penting, karena ini ekskul gue harus berusaha bikin gak terlalu formal biar masih ada fun-nya dan ga jadi kaya pelajaran bahasa Indonesia. 

Setiap Senin gue udah mulai nyiapin materi, dan karena sekolahnya deket banget cuma 20 menit paling lama dari rumah, gue lumayan ga nervous. Setiap sesi kelas gue ngerasanya seru aja, karena anak2 ini celotehnya lucu2 dan gue ga banyak punya pengalaman berinteraksi dengan anak perempuan seumur itu kan? Sampai akhirnya ada kritik kalau katanya gue ngajarnya boring. Danggggg kepikiran kan? Yah, cuma satu anak sih yang bilang gitu. Dan wajar aja, karena ini kan ekskul bukan workshop yang memang orang datang memang punya minat untuk belajar menulis. Kalau ekskul ada unsur keterpaksaannya dan kewajibannya juga.  Dan motifnya juga beda2, ada yang memang suka nulis, ada yang diajak temennya, ada yang yang terpaksa karena ga keterima di ekskul yang mereka tuju sebenarnya. Jadi, makin effort gue  buat ngebuat setiap pertemuan menjadi menyenangkan dan ilmunya tersampaikan.

Jadi, gue mulai ngerubah konsep ngajar gue. Materi gue bikin lebih berwarna-warni. Kelasnya lebih interaktif dan ada games2 yang biasanya ditunggu2 sama anak2nya. Gue juga mulai menurunkan ambisi untuk mengajarkan cara menulis yang baik dan benar kepada anak2. Yang penting mereka bisa sekreatif mungkin dan bisa ngerasa senang dan dapat ilmunya. Akhirnya bonding gue dan anak2 ini mulai terjalin juga. Mereka udah mulai berani dan kelas mencair, meskipun kadang2 agak terlalu berisik, tapi gue tetap fokus aja sama anak2 yang memang mau belajar. 

Dan jadilah mengajar ini menjadi rutinitas gue selama sembilan bulan. Gue jadi belajar admin menilai anak2. Kalau dulu kan bikin performance review buat team, kali ini bikin nilai di setiap pertengahan dan akhir semester. Sehabis lebaran murid2 yang kelas 6 mulai sibuk persiapan ujian kelas semakin sepi sampai akhirnya di kelas terakhir cuma ada satu orang murid kelas lima yang hadir di kelas. Tapi tetap aja gue happy dengan rutinitas ini. Terakhir gue harus siapin bahan untuk pameran karya ekskul buat dilihat anak2. Meskipun gue tetap berpikir rasanya ekskul ini gak akan dilanjutkan tapi gue tetap bikin yang terbaik, karena anak2 ini perlu dilihat karyanya oleh teman2nya. Dan.. sampai kemarin tiba2 gue mendapat pesan kalau vendor perusahaan tempat gue berinduk sudah menghentikan kerjasama dengan sekolah itu. Dan berarti berakhir juga masa kontrak gue sebagai freelancer. 





Hari terakhir ngajar Mei 2025



Sedih? Banget! Tapi kan ga boleh terlalu sedih ya? Jadi gue mulai berpikir kaya, apa yang gue dapat selama 9 bulan kemarin itu sungguh pengalamannya yang luar biasa yang kaya too good to be true bisa gue dapetin. Bayangin, sarjana akuntansi, yang pengalaman kerjanya di Bank tiba2 jadi guru nulis karena punya pengalaman bikin novel. Allah memang maha baik. 

Mungkin pengalaman ini akan menjadi sesuatu yang bisa menjadi awal mula sesuatu yang lain di masa yang akan datang. Atau kalau pun tidak, mungkin cuma menjadi pengalaman yang super indah di dalam perjalanan hidup gue. 

Ibu Indri pamit yah...


Cheers, Dhidie


No comments:

Post a Comment